KETIK, SURABAYA – Tim SAR gabungan kembali memperpanjang masa pencarian korban KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali. Keputusan ini diambil setelah dua jenazah korban kembali ditemukan, sehingga menambah total korban yang dievakuasi menjadi 47 orang.
Deputi Bidang Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda Ribut Eko Suyatno, menyatakan bahwa penemuan dua jenazah tersebut menjadi dasar utama perpanjangan operasi.
"Dua korban kembali ditemukan hari ini, yaitu korban ke-46 dan ke-47. Ini menjadi dasar utama perpanjangan operasi SAR sesuai dengan arahan dari Kepala Basarnas, M. Syafii, dalam rapat koordinasi tanggal 10 Juli 2025," ujar Ribut di Selat Bali, Sabtu, 12 Juli 2025.
Dengan penemuan terbaru ini, total korban yang berhasil dievakuasi mencapai 47 orang. Dari jumlah tersebut, 30 orang ditemukan dalam kondisi selamat dan 17 orang dinyatakan meninggal dunia.
"Tiga jenazah masih dalam proses identifikasi oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur untuk memastikan identitasnya," lanjut Ribut.
Pencarian yang telah berlangsung selama sebelas hari ini menghadapi tantangan cuaca yang signifikan. Ribut mengungkapkan bahwa kondisi cuaca di perairan Selat Bali didominasi awan tebal dan angin kencang dengan kecepatan 4-20 knot. Ketinggian gelombang mencapai 2,5-4 meter, serta kecepatan arus permukaan 3 meter per detik.
Sebagai informasi, KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam pada Kamis, 3 Juli 2025, pukul 00.16 WITA. Kapal yang berlayar dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk itu mengalami kebocoran di ruang mesin.
Beberapa menit kemudian, tepatnya pukul 00.19 WITA, kapal dilaporkan mengalami blackout. Pada pukul 00.22 WITA, kapal lain yang berupaya memberikan bantuan menginformasikan bahwa KMP Tunu Pratama Jaya telah terbalik dan hanyut ke arah selatan.(*)
