KETIK, BATU – Pemerintah Kota Batu terus berkomitmen untuk meningkatkan produksi hasil pertanian, salah satunya dengan menghasilkan benih unggul melalui kultur jaringan.
Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto, menegaskan bahwa penguatan sektor pertanian menjadi bagian penting dari implementasi visi/misi Mbatu SAE yakni mewujudkan Kota Batu sebagai sentra agro-kreatif.
"Petani hari ini harus mampu beradaptasi dengan teknologi, termasuk dalam produksi benih melalui kultur jaringan," katanya, Kamis, 30 Oktober 2025.
Komitmen tersebut salah satunya dengan menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) kepada para petani dari 10 desa dan 1 kelurahan pada Rabu, 29 Oktober 2025 kemarin.
Dalam Bimtek tersebut diharapkan para petani dapat memanfaatkan teknologi kultur jaringan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian, baik hortikultura, tanaman pangan, maupun tanaman hias.
"Kita tidak boleh terus bergantung pada bibit dari luar, sebab Kota Batu memiliki potensi besar untuk menghasilkan benih unggul sendiri," jelas Heli.
Heli menyebutkan bahwa saat ini sekitar 65 persen masyarakat Kota Batu bekerja di sektor pertanian. Sehingga penguatan kapasitas dan kemandirian petani menjadi sangat penting sebagai pendukung pembangunan daerah.
Ia juga mendorong kolaborasi lintas sektor, baik dengan pemerintah provinsi, lembaga riset, perguruan tinggi, maupun sektor swasta.
"Kerjasama ini untuk mempercepat pengembangan varietas unggul dan memperluas akses ekspor hasil pertanian," urainya.
Hingga saat ini, Kota Batu memiliki sekitar 25 jenis komoditas buah dan 26 jenis sayuran yang tersebar di beberapa klaster pertanian seperti Sumberbrantas, Tulungrejo, Gunungsari, dan Dadaprejo.
"Peningkatan kualitas benih hortikultura merupakan kunci utama peningkatan produktivitas pertanian," tegas Heli.
