KETIK, ACEH SELATAN – Di tengah kebutuhan masyarakat akan layanan air bersih yang stabil, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Naga Aceh Selatan justru tercatat sebagai salah satu badan usaha milik daerah (BUMD) yang terus membebani kas daerah.
Berdasarkan penelusuran, dalam beberapa tahun terakhir PDAM Tirta Naga nyaris tak pernah membukukan laba. Setiap tahun, perusahaan ini mengandalkan suntikan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten (APBK) Aceh Selatan melalui skema penyertaan modal.
Disebut-sebut, besaran dana yang dikucurkan pun untuk PDAM Tirta Naga ini mencapai miliaran rupiah, namun tak berbanding lurus dengan perbaikan layanan maupun kinerja finansial perusahaan.
Kondisi ini memantik kritik dari pemuda Aceh Selatan, Muhammad Hasbar Kuba. Ia menilai, sebagai perusahaan yang mengelola air sebagai komoditas vital yang menjadi kebutuhan harian masyarakat, PDAM seharusnya mampu berdiri di atas kaki sendiri dan menjadi penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD), bukan sebaliknya.
“Ironis kalau PDAM yang mestinya menghasilkan keuntungan justru tiap tahun ‘nyusu’ ke APBK. Direktur baru harus bisa membalikkan keadaan, bukan malah melanjutkan pola lama,” ujar Hasbar, Senin, 11 Agustus 2025.
Hasbar menegaskan, publik berhak mendapatkan air bersih dengan kualitas baik, distribusi lancar, dan tarif wajar. Karena itu, ia mendorong manajemen baru untuk segera melakukan audit internal, merampingkan biaya operasional, dan mengembangkan inovasi layanan.
“Kesempatan sudah ada di tangan Direktur baru, tinggal dibuktikan dengan kerja nyata. Kalau tidak mampu, silakan angkat bendera putih,” pungkasnya.
Hasbar juga mengucapkan selamat atas dilantiknya Abdillah Ahmad sebagai Direktur PDAM Tirta Naga Aceh Selatan. Diharap dengan pelantikan direktur yang baru tidak menjadi beban baru APBK Aceh Selatan.
Sejauh ini, manajemen PDAM Tirta Naga belum memberikan penjelasan resmi terkait capaian kinerja dan strategi pembenahan di bawah kepemimpinan yang baru. Publik kini menunggu, apakah perubahan di pucuk pimpinan akan membawa perbaikan nyata, atau hanya menjadi babak baru dari cerita lama BUMD yang terus merugi. (*)