KETIK, SURABAYA – Polemik seleksi calon Direksi Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya (KBS) kembali mencuat setelah muncul sembilan nama yang lolos seleksi administrasi, namun dinilai tidak memiliki rekam jejak di dunia konservasi.
Di tengah sorotan publik itu, Panitia Khusus (Pansus) Raperda Perumda KBS DPRD Surabaya menegaskan pentingnya seleksi yang transparan, profesional, dan tetap membuka ruang bagi figur yang memahami dunia konservasi.
Ketua Pansus Raperda Perumda KBS, Yuga Pratisabda Widyawasta, mengatakan bahwa proses rekrutmen dilakukan secara terbuka untuk umum sesuai ketentuan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
“Pendaftarannya dibuka selebar-lebarnya, siapa pun boleh ikut. Semakin banyak calon, semakin bagus, karena nanti kita bisa lebih selektif dalam memilih figur yang tepat,” ujar Yuga pada Jumat 24 Oktober 2025.
Namun, Yuga menegaskan, keterbukaan itu tidak berarti mengabaikan aspek konservasi.
Menurutnya, posisi direksi KBS tidak bisa disamakan dengan BUMD lain yang semata berorientasi profit, karena lembaga tersebut memegang tanggung jawab besar dalam pelestarian satwa.
“Saya setuju kalau ada direksi yang ahli di bidang konservasi. KBS ini bukan BUMD biasa, karena selain profit juga punya tanggung jawab konservasi. Pengelolaannya beda, harus seimbang antara keuntungan dan pelestarian satwa,” jelasnya.
Yuga menilai, kehadiran sosok yang memahami konservasi juga penting untuk mencegah kesalahpahaman publik terhadap aktivitas di KBS.
Ia mencontohkan kasus penunggangan anak gajah bernama Rocky oleh pawang, yang menimbulkan polemik karena kurangnya edukasi publik mengenai standar kesejahteraan satwa.
Politisi dari Fraksi PSI ini juga mengajak kalangan pecinta satwa dan pemerhati lingkungan untuk turut aktif berpartisipasi dalam proses seleksi direksi berikutnya.
“Kalau ada teman-teman komunitas yang merasa punya calon yang cocok, silakan dorong untuk mendaftar. Ini kesempatan terbuka bagi siapa pun yang ingin memperbaiki KBS,” tuturnya.
Terkait sembilan nama yang lolos seleksi administrasi tahap awal, Yuga menjelaskan bahwa prosesnya masih panjang dan bisa saja berubah di tahap berikutnya.
“Ini sudah kelima kalinya proses seleksi berjalan. Sembilan nama itu baru lolos administrasi, belum tentu semuanya lanjut ke tahap berikutnya,” ungkapnya.
Ia menambahkan, apabila Raperda Perumda KBS telah disahkan, maka proses seleksi direksi dan dewan pengawas (Bawas) akan diulang sepenuhnya agar sejalan dengan regulasi baru.
“Kalau Raperda disahkan, seleksi ulang pasti dilakukan dari awal, baik untuk direksi maupun Bawas,” jelas Yuga.
Lebih lanjut, ia berharap kinerja positif KBS selama dua tahun terakhir baik dari sisi keuangan maupun peningkatan jumlah satwa dapat terus berlanjut meski terjadi pergantian kepemimpinan.
“Sekarang kinerja keuangan dan konservasinya sudah bagus. Saya berharap pergantian direksi ini tidak mengganggu performa itu, bahkan bisa membuatnya lebih baik,” pungkasnya (*)
