KETIK, GRESIK – Pemilik Kedai Roti Canai Tirto Moyo yang berada di Jalan Raya Deandles, Desa Prupuh, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, meminta pihak kepolisian untuk segera menyampaikan hasil penyelidikan terkait kematian Fatilah (40), warga Dusun Kandang, Desa Kandangsemangkon, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan. Korban diketahui meninggal dunia tak lama setelah mengeluh sakit kepala dan muntah-muntah.
Permintaan ini disampaikan oleh Subakti dan Sumiati, suami istri pemilik kedai, yang mengalami kerugian besar karena sepinya pengunjung beberapa hari setelah insiden tersebut. Keduanya menegaskan bahwa mereka yakin kematian Fatilah bukan disebabkan oleh roti canai buatan kedai mereka.
“Waktu itu korban datang bersama dua laki-laki temannya, dan pada hari itu kita sudah membuat 80 porsi roti canai dengan bahan baku dan pembuatan yang sama. Jadi kalau memang korban meninggal dunia karena roti canai yang kami buat, tentu pembeli yang lain juga mengalami hal serupa,” kata Sumiati, Kamis, 23 Oktober 2025.
Ia menceritakan bahwa sejak kejadian itu, omzet kedai roti canai miliknya turun drastis. Jika biasanya kedai bisa menjual lebih dari 100 porsi setiap hari, kini bahkan separuhnya pun sulit tercapai—seharian berjualan hanya laku beberapa porsi saja.
“Sejak kejadian itu, omzet kami turun drastis, pelanggan kami juga banyak yang bertanya-tanya bahkan khawatir. Maka kami sangat berharap pihak kepolisian mengungkap penyebab kematian korban, agar terang apakah karena keracunan ataukah karena penyakit bawaan,” tegasnya.
Ibu satu anak itu berharap agar pihak kepolisian segera mengungkap hasil penyelidikan terhadap penyebab kematian korban. Sehingga usaha yang ia rintis bersama sang suami selama puluhan tahun itu bisa kembali pulih seperti sedia kala.
“Kami berharap agar pihak kepolisian segera menyampaikan penyebab kematian korban. Kedai Roti Canai ini satu-satunya usaha yang kami rintis selama puluhan tahun sejak sekitar tahun 2015, dan selama kami buka usaha belum pernah ada kejadian seperti ini,” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang perempuan asal Lamongan bernama Fatilah (40), warga Dusun Kandang, Desa Kandangsemangkon, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, meninggal dunia di Puskesmas Panceng, Gresik, pada Rabu, 22 Oktober 2025 sekitar pukul 09.30 WIB. Sebelumnya, korban sempat mengeluh sakit kepala dan muntah-muntah sesaat setelah makan di warung Tirto Moyo, Panceng.
Kapolsek Panceng, Iptu Nasuka, mengatakan, kejadian bermula saat korban menghubungi salah satu rekannya bernama Sudasrun (49), untuk dijemput di simpang tiga Desa Sadang. Bersama seorang temannya, Ivan Febrianto (30), keduanya menjemput korban menggunakan mobil dan mengajaknya makan di Warung Tirto Moyo.
Korban bersama dua laki-laki saat itu memesan roti canai kosong satu porsi serta segelas es milo. Setelah makan dan berbincang, korban tiba-tiba mengeluh sakit kepala hebat hingga muntah di samping warung.
Melihat kondisi korban, kedua rekannya segera membawanya ke Puskesmas Panceng untuk mendapatkan pertolongan medis. Setibanya di sana, dokter jaga bersama perawat langsung melakukan tindakan. Hasil pemeriksaan menunjukkan denyut nadi di tangan korban tidak terdeteksi, sementara denyut nadi di leher sangat lemah.
“Pihak medis sempat melakukan enam kali aplikasi tindakan penyelamatan dan rekam jantung, namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil. Korban dinyatakan meninggal dunia setelah detak jantungnya berhenti,” jelasnya.
Pihak kepolisian segera mendatangi Puskesmas Panceng untuk meminta keterangan dari tenaga medis dan para saksi. Selanjutnya, petugas melanjutkan penyelidikan ke lokasi awal korban berada guna mengumpulkan informasi tambahan.
Saat ini, kepolisian juga telah berkoordinasi dengan Satreskrim Polres Gresik (Unit Inafis) untuk menyelidiki lebih lanjut penyebab pasti kematian korban.
“Dari keterangan saksi dan pihak medis, korban mengeluh sakit kepala dan muntah secara tiba-tiba sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia. Kami masih melakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab kematian korban,” pungkasnya.
Jenazah korban kemudian diserahkan kepada pihak keluarga untuk proses pemulangan dan pemakaman di kampung halamannya di Lamongan.(*)
