KETIK, JEMBER – Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) V Jember menggelar rapat koordinasi upaya mitigasi terhadap bencana banjir yang kerap melanda wilayah Jawa Timur.
Rakor melibatkan lintas instansi untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan digelar di Kantor Bakorwil V Jember, Jalan Kalimantan, Kecamatan Sumbersari, Jember pada Selasa, 1 Juli 2025.
Sejumlah instansi strategis yang terlibat diantaranya adalah Dinas PU Sumber Daya Air (SDA) Provinsi Jawa Timur, BPBD, Dinas Sosial, serta para relawan kebencanaan dari tujuh kabupaten/kota di wilayah kerja Bakorwil V Jember. Yakni Jember, Lumajang, Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso, Probolinggo Kota dan Kabupaten Probolinggo.
Menurut Kepala Seksi Rehabilitasi dan Perbaikan Dinas PU SDA Jatim, Ali Mukhtar, rakor ini digelar sebagai respon atas meningkatnya intensitas hujan dan bencana banjir yang terjadi di sejumlah wilayah seperti Jember, Lumajang, Situbondo, dan Probolinggo dalam beberapa waktu terakhir.
"Yang pertama, kami sampaikan kegiatan kesiapsiagaan dari Dinas PU SDA Provinsi Jawa Timur, terkait dengan mitigasi bencana sesuai dengan judul yang kami paparkan tadi," ujar Kepala Seksi Rehabilitasi dan Perbaikan Dinas PU SDA Jatim, Ali Mukhtar, saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, usai acara, Selasa, 1 Juli 2025.
Rakor digelar dengan melibatkan lintas instansi. (Istimewa)
Ia menyebut, sinergi dan koordinasi antara Dinas PU SDA dengan berbagai instansi kebencanaan terus diperkuat. Termasuk dengan BPBD Provinsi dan Kabupaten/Kota, Dinas Sosial, serta perangkat daerah lainnya, yang berada di bawah Wilayah Kerja Bakorwil V Jember.
"Begitu ada kejadian bencana di wilayah setempat, langsung bisa terinformasikan ke tim kami di lapangan. Entah itu di UPT atau langsung ke kami, agar kami bisa segera lakukan tindakan nyata. Mulai dari pengiriman sandbag, jumbo bag, peralatan darurat, hingga penurunan alat berat jika diperlukan," jelasnya.
Menurut Ali, Dinas PU SDA secara rutin melakukan apel kesiapsiagaan bencana setiap tahun sebagai bagian dari mitigasi.
Kegiatan itu melibatkan seluruh stakeholder terkait infrastruktur dan kebencanaan, dengan jumlah peserta mencapai seribu orang serta puluhan alat berat yang disiagakan.
Sementara itu, Kabid Pemerintahan Bakorwil V Jember, Choirul Anwar, menyoroti pentingnya pemetaan potensi bencana di wilayah kerja yang meliputi tujuh kabupaten/kota.
"Kita tahu bahwa 42 persen wilayah Bakorwil V adalah kawasan kehutanan. Ini berdampak besar pada daya serap air dan berkontribusi terhadap potensi banjir bandang maupun longsor. Apalagi banyak hutan produksi yang tidak semuanya dikelola oleh Perhutani," jelas Choirul.
Ia menambahkan, dalam rapat ini pihaknya menggandeng Dinas PU SDA untuk menyampaikan informasi yang valid terkait progres penanganan dan perbaikan infrastruktur aliran air yang menjadi kewenangan provinsi.
"Tujuannya agar langkah-langkah yang diambil tepat sasaran dan potensi bencana tidak berulang. Kami juga libatkan BPBD, agen bencana, Cipta Karya, Tagana, hingga relawan dan Basarnas dari Jember dan Banyuwangi agar koordinasi bisa berjalan efektif," pungkasnya. (*)