KETIK, SIDOARJO – Kenaikan harga beras menjadi perhatian pemerintah pusat hingga ke daerah. Sebagai salah satu di antara 93 kabupaten/kota di Indonesia yang mengalami kenaikan harga beras, Pemkab Sidoarjo pun menggencarkan operasi pasar. Pasar murah itu disambut antusias warga di berbagai lokasi.
Masyarakat Kabupaten Sidoarjo merasakan manfaat operasi Gerakan Pangan Murah yang dilakukan Pemkab Sidoarjo. Di desa-desa dan kelurahan, kegiatan operasi pasar beras SPHP itu diserbu warga. Camat, lurah, bersama TNI dan Polri serta stakeholders lain berperan mendukung program nasional Presiden Prabowo tersebut.
Gerakan Pangan Murah di Sidoarjo dimulai pada Rabu (17 September 2025). Di desa-desa di 18 kecamatan se-Kabupaten Sidoarjo, terus berlangsung hingga saat ini. Kecamatan Waru, misalnya, telah menggelar pasar murah beras SPHP setiap hari.
Petugas kecamatan, desa/kelurahan, dan Babinsa serta Bhabinkamtibmas ikut turun langsung. Di Desa Brebek, Bungurasih, Janti, Kedungrejo, Kepuhkiriman, Kureksari, Medaeng, Ngingas, Pepelegi, dan Tambakoso. Di setiap desa, rata-rata didistribusikan 1,5 ton beras atau 300 kemasan berisi 5 kilogram.
”Besok (Rabu, 24/92025), Gerakan Pangan Murah berlanjut ke Desa Wedoro. Alhamdulillah masyarakat menyambut baik,” kata Camat Waru Nawari di sela-sela memantau pasar muras beras SPHP (Stabilitasi Pasokan dan Harga Pangan) pada Selasa (23 September 2025).
Gerakan Pangan Murah di Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, itu pun disambut antusias warga desa. Mereka berduyun-duyun datang membeli beras yang harganya lebih murah daripada harga di pasaran itu. Beras SPHP dijual Rp 11 ribu per kilogram atau Rp 55 ribu per 5 kilogram. Padahal, harga eceran tertinggi (HET) adalah Rp 12.500 per kilogram atau Rp 62.500.
”Kami sangat senang inisiatif pasar murah di Sidoarjo ini. Manfaatnya sangat dirasakan oleh masyarakat,” kata seorang warga Desa Bungurasih sambil membawa beras kemasan 5 kilogram.
”Semoga program ini diteruskan oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo,” tambah warga lainnya sambil tersenyum senang.
Tanggapan lain juga disampaikan warga desa-desa yang telah merasakan kehadiran pasar murah beras Sidoarjo untuk operasi Gerakan Pangan Murah serentak di Kabupaten Sidoarjo ini.
”Lumayan selisih harganya. Sangat membantu kami,” ungkap Yunita, 52, warga Desa Berbek yang bersama-sama warga lain mendatangi pasar muras beras itu.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sidoarjo Widyantoro Basuki mengatakan berupaya all out untuk menyukseskan Gerakan Pangan Murah yang diinisiasi Pemkab Sidoarjo untuk mendukung program nasional ini.
Disperindag Sidoarjo mengerahkan sedikitnya dua orang pegawai untuk membawa beras setiap hari. Ada 24 titik penjualan beras murah untuk masyarakat. Ada 60 pegawai Disperindag Sidoarjo bertugas mendistribuskan beras setiap harinya.
Sebagai kepala dinas, dirinya juga berkeliling memantau perkembangan distribusi beras Gerakan Pangan Murah Sidoarjo ini. Dalam satu hari paling tidak ada tiga titik yang didatangi. Tidak hanya pagi atau siang. Ada pula yang sampai malam.
”Tugas kami sebagai ASN melayani masyarakat, seperti yang disampaikan Pak Bupati (Subandi) dan Bu Wabup (Mimik Idayana),” ungkap Widyantoro Basuki.
Hingga Senin (22 September 2025), lanjut dia, distribusi beras murah di Kabupaten Sidoarjo telah mencapai hampir 30 persen. Pemkab Sidoarjo menarget penyaluran 6.750 ton beras SPHP. Hingga saat ini, sudah tersalurkan sekitar 2.024 ton beras SPHP.
Di satu titik paling tidak dijual 50 sak beras murah. Banyak yang mampu menjual lebih dari itu. Karena berasnya tergolong enak, peminatnya pun banyak. Jika ada satu titik yang peminatnya kurang, beras SPHP segera dialihan ke titik lain.
”Biasanya langsung habis. Rata-rata desa-desa selalu minta tambah kiriman beras,” kata Widyantoro Basuki.
Sebagai informasi, Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu di antara 93 daerah yang mengalami kenaikan harga beras pada minggu ke-1 dan ke-2 bulan September 2025. Kementerian Dalam Negeri mengirimkan edaran agar daerah-daerah itu segera melakukan Gerakan Pangan Murah. Baik di pasar-pasar tradisional maupun titik-titik tertentu.
Bupati Sidoarjo Subandi pun bergerak cepat merespons surat tersebut. Gerakan Pangan Murah digencarkan mulai 17 September hingga saat ini. Berbagai stakeholder dilibatkan untuk menyukseskan gerakan tersebut. Inisiatif dan respon cepat Pemkab Sidoarjo itu mendapatkan sambutan baik dari masyarakat. Mereka berduyun-duyun mendatangi titik-titik penjualan beras. (*)