KETIK, SURABAYA – Lukchupbykaraa menjadi salah satu inovasi kuliner unik yang kini banyak diminati. Usaha ini dirintis sejak Juli lalu oleh Aura Putri Ayunda, mahasiswi Farmasi Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, tepat saat libur kuliah. Usaha awal dilakukan dengan sistem pre order.
“Awalnya cuma iseng nyoba bikin kue Lukchup, lalu saya upload di WhatsApp dan Instagram. Ternyata lumayan banyak yang minat, jadi keterusan sampai sekarang,” ujarnya.
Lukchup sendiri sebenarnya sudah dikenal lebih dulu di TikTok. Aura mengaku hanya mengikuti tren, namun ia memberikan ciri khas lewat bentuk yang rapi dan penggunaan fiber creme sebagai pengganti santan sehingga rasanya lebih ringan.
“Menurut saya dari komposisi berbeda karena saya pakai fiber creme, dan bentuknya mungkin lebih rapi,” jelasnya.
Lukchup aneka buah (kiri) dan lukchup isi stroberi cokelat (kanan). (Foto: Febria Eka Restanti/Ketik)
Proses pembuatannya terbilang tricky dan penuh tantangan. Kacang hijau kupas harus direndam dua jam, dikukus setengah jam, lalu dihaluskan dengan chopper sebelum dimasak hingga kalis. Setelah itu adonan ditimbang, dibentuk kecil menyerupai buah atau sayur mini, diberi warna, dan dilapisi agar tampak asli. Aura mengaku, tantangan terbesarnya justru saat membentuk adonannya.
Harga Lukchupbykaraa adalah Rp20.000 dengan isi 10. Selain ukuran kecil, tersedia ukuran besar seharga Rp12.000 dengan pilihan isian coklat dan strawberry yang banyak diminati konsumen.
Hingga kini, ada 15 macam bentuk Lukchup yang ia produksi, mulai dari pisang, manggis, pepaya, apel, jeruk, mangga, terong, strawberry, belimbing, wortel, jagung, cabai, peach, labu, hingga jambu. Produksinya rata-rata mencapai 2–3 kilogram adonan per bulan. Sebagian besar pesanan datang untuk ulang tahun, dan juga dari reseller.
Lapak Penjual Kue Lukchupbykaraa. (Foto: Febria Eka Restanti/Ketik)
Promosi produk dilakukan lewat TikTok dan Instagram karena target pasarnya adalah anak-anak, remaja, hingga ibu-ibu yang aktif di media sosial. Respon konsumen cukup menggembirakan, banyak yang suka bentuk lucu dan rasanya yang manis legit. “Alhamdulillah banyak yang suka, tapi ada juga yang kasih saran dan kritik. Itu saya terima sebagai bahan evaluasi,” tuturnya.
Aura juga bercerita kalau saudara dari Madura sempat mencoba produknya dan memberikan dukungan positif. Meski baru berjalan beberapa bulan, Aura sudah memikirkan tantangan jangka panjang. Ia menyadari Lukchup tengah berada di masa viral, sehingga harus siap berinovasi jika tren mereda.
Ke depannya, ia berencana mengikuti bazar UMKM dan menambah cabang agar Lukchupbykaraa semakin dikenal. “Insyallah, saya ingin Lukchupbykaraa bisa lebih besar lagi dan ikut bazar UMKM,” tutupnya optimis. (*)
