KETIK, BLITAR – Di bawah langit malam Pendopo Ronggo Hadi Negoro yang temaram dan khidmat, Kamis 16 Oktober 2025, perjalanan birokrasi Kabupaten Blitar menapaki babak baru.
Di hadapan Bupati Blitar Drs. H. Rijanto, ratusan pasang mata menyaksikan sumpah jabatan Khusna Lindarti sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) definitif Kabupaten Blitar sosok perempuan birokrat yang kini memikul mandat besar: menata ulang mesin pemerintahan menuju Blitar yang lebih tangguh, efisien, dan melayani.
Suasana pelantikan yang dihadiri Forkopimda, para kepala OPD, dan tokoh masyarakat itu berlangsung penuh khidmat. Namun di balik formalitas upacara, ada semangat baru yang mengalir. Pemerintah Kabupaten Blitar akhirnya memiliki nakhoda administratif setelah melalui proses panjang yang sempat membuat roda birokrasi berjalan lambat.
“Alhamdulillah, saat ini kita sudah memiliki Sekda definitif. Ke depan, kita akan bersama-sama mengawal Kabupaten Blitar menuju capaian visi dan misi pemerintah daerah, yaitu Berdaya dan Berjaya,” ujar Bupati Rijanto dalam sambutannya yang disambut tepuk tangan hangat hadirin.
Bagi Rijanto, pengangkatan Sekda bukan sekadar seremonial jabatan tinggi pratama. Ia adalah momentum mempercepat kerja pemerintahan pascapandemi dan memperkuat tata kelola birokrasi di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks.
“Saya berharap Ibu Khusna bergerak cepat, melakukan koordinasi intensif dengan para kepala OPD agar pelayanan publik semakin optimal. Dengan kerja bersama, kita bisa mewujudkan Kabupaten Blitar yang mandiri, sejahtera, dan berlandaskan akhlak mulia,” tegasnya.
Usai dilantik, Khusna Lindarti tidak menunggu waktu lama untuk menegaskan arah kerjanya. Dengan nada tenang namun tegas, ia menyampaikan komitmen bahwa jabatan Sekda bukanlah puncak karier, melainkan panggilan pengabdian.
“Kami langsung fokus pada penyelesaian RPJMD serta persiapan penyusunan APBD tahun mendatang. Semua itu membutuhkan sinergi, koordinasi, dan komunikasi yang baik antarperangkat daerah,” ungkapnya.
Khusna menyadari, tantangan ke depan bukan hanya soal angka dan dokumen, tapi juga tentang membangun kepercayaan publik terhadap birokrasi. Di tengah tuntutan masyarakat akan transparansi dan pelayanan cepat, ia bertekad membangun pola kerja kolaboratif.
“Saya mohon dukungan seluruh elemen, termasuk media dan masyarakat, karena tanpa kebersamaan, sulit bagi kita mencapai perubahan nyata,” tambahnya.
Sebagai perempuan yang lama berkiprah di dunia pemerintahan, Khusna dikenal lugas dan detail dalam urusan administrasi, namun tetap mengedepankan pendekatan humanis. Ia ingin membangun kultur kerja yang tidak hanya disiplin, tapi juga empatik.
“Pelayanan publik bukan sekadar kewajiban administratif, tapi bentuk nyata dari kasih sayang negara kepada rakyatnya. Saya ingin jajaran Pemkab Blitar menumbuhkan semangat itu di setiap meja pelayanan, setiap rapat, setiap keputusan,” ujarnya dengan nada optimistis.
Di bawah kepemimpinan Rijanto dan dukungan penuh Forkopimda, Khusna Lindarti akan menjadi sosok sentral dalam mengorkestrasi berbagai program prioritas — dari percepatan pembangunan infrastruktur, penguatan digitalisasi birokrasi, hingga peningkatan kesejahteraan aparatur dan masyarakat.
Pelantikan malam itu bukan sekadar pergantian jabatan, melainkan titik berangkat bagi perjalanan baru pemerintahan daerah. Dalam suasana hangat nan khidmat, optimisme terasa menebar di setiap sudut pendopo.
“Dengan doa, kerja keras, dan kebersamaan, saya yakin kita bisa mewujudkan Kabupaten Blitar yang berdaya saing tinggi, memberikan pelayanan publik yang semakin prima, dan menjadi daerah yang benar-benar berjaya,” tutup Khusna penuh semangat.
Dari pendopo bersejarah itu, Blitar menatap masa depan dengan harapan baru sebuah pemerintahan yang bukan hanya bekerja, tapi juga berjiwa; bukan sekadar mengatur, tapi menginspirasi.(*)