KETIK, MALANG – Kericuhan yang terjadi pada Sabtu 30 Agustus 2025 dini hari lalu berimbas pada kerusakan sejumlah fasilitas lalu lintas di Kota Malang. Ditaksir kerugian akibat peristiwa tersebut mencapai Rp 600 juta. Demonstrasi itu dipicu oleh sikap protes masyarakat atas brutalitas polisi yang berujung pada tewasnya Affan Kurniawan, ojol yang dilindas rantis Brimob.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang, Widjaja Saleh Putra menjelaskan bahwa saat pihak kepolisian membubarkan paksa, maksa aksi menyebar ke berbagai titik. Upaya perusakan sejumlah fasilitas lalu lintas milik Dishub Kota Malang pun tak terelakkan.
"Di antaranya ada di pos-pos polisi, kemudian perlengkapan jalan yang merupakan kewenangan Dishub. Untuk perlengkapan jalan ada yang bersuar dan tidak bersuar. Kalau tidak bersuar itu water barrier, barricade, rambu-rambu seperti marka jalan. Kemudian yang bersuar itu adalah warning light, ATCS, traffic light," ujar Jaya, Selasa 2 September 2025.
Menurutnya, kerugian paling besar akibat kerusakan 1 paket lampu alat pemberi isyarat lalu lintas (APIL) di Simpang Hotel Savana. Kabel-kabel telah terputus dan bagian lampu patah hingga tak dapat difungsikan kembali.
Selain itu sebanyak 6 unit rambu lalu lintas juga menjadi sasaran. Imbasnya, Dishub Kota Malang melakukan sejumlah pengaturan arus lalu lintas secara manual di kawasan Hotel Savana.
"Kami terpaksa melakukan pengalihan arus lalu lintas dengan cara memasang rambu lalu lintas. Pengalihan dari arah Jalan Sarangan, itu tidak diperbolehkan belok kanan langsung ke arah Jalan Kaliurang. Jadi kami belokkan dulu ke arah utara. Dengan harapan bisa berputar di U turn arah ke utara," jelasnya.
Pengaturan arus lalu lintas hanya bersifat sementara bersama personel dari Dishub Kota Malang dan Supeltas. Melalui pengaturan tersebut untuk menghindari kecelakaan.
"Ini sudah perbaikan terus, sifatnya sementara. 2-3 hari setelah kejadian ini kami lakukan pelacakan mana yang bisa dipakai. Kami berupaya sedemikian rupa agar bisa segera digunakan. Itu paling vital rusaknya di sana," katanya.
Kerusakan juga terjadi di jalan Soehat simpang Universitas Brawijaya (UB), dengan 10 unit barricade besi, 35 unit water barrier menjadi sasaran pembakaran. Sedangkan di Jalan Bandung terdapat 25 water barrier rusak terbakar.
"Kemudian 1 unit tenda Dishub di depan Gereja Jalan Ijen yang biasanya dipakai untuk pos CFD. Ada juga 30 unit barricade di Jalan Semeru atau yang ada di Patung Rudal, di situ habis juga. 20 water barrier terbakar juga di kawasan patung rudal sana, dan 40 unit di Jalan Tenes," jelas Jaya.
Untuk mengatasi kerusakan tersebut, Dishub Kota Malang akan mengajukan perbaikan pada bagian yang genting melalui Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) APBD 2025.
"Paling mahal di APIL itu. Kami ajukan ke PAK karena ini penting untuk perbaikan, urgent," pungkasnya. (*)