KETIK, SURABAYA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menerapkan sistem satu data untuk memantau kondisi jemaah calon haji Indonesia secara real-time selama musim haji 1446 H/2025 M.
Sistem ini berperan penting dalam melayani konisi Kesehatan mereka demi memastikan intervensi cepat dan tepat di tengah padatnya ibadah dan cuaca ekstrem di Tanah Suci.
"Ini bagian dari transformasi layanan haji yang lebih adaptif, responsif, dan personal,” ujar Liliek Marhaendro Susilo, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes dalam rilis resmi Kemenkes.
Dia menambahan, dengan system satu data Kesehatan ini, Kemenkes bisa memantau kondisi jemaah sejak dari embarkasi hingga di Arab Saudi.
Sistem ini menghimpun rekam medis, catatan komorbid, hasil pemeriksaan, hingga intervensi medis jemaah yang terhubung antar petugas di kloter, sektor, hingga Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).
Melalui data tersebut, petugas dapat mengidentifikasi jemaah berisiko tinggi, menentukan batas aktivitas, hingga merujuk ke fasilitas lebih lanjut jika diperlukan. Sistem ini juga memungkinkan edukasi kesehatan yang lebih terarah sesuai kondisi masing-masing jemaah.
Liliek menegaskan pihaknya siap untuk melayani kesehatan 24 jam jelang puncak ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Dia juga mengimbau jemaah menjaga kebugaran dan mematuhi arahan tim kesehatan.
Dalam upaya pencegahan penyakit menular, Kemenkes telah menyiapkan 203.410 vaksin polio dan 211.751 vaksin meningitis bagi seluruh jemaah reguler.
“Satu data bukan sekadar sistem. Ini adalah ikhtiar negara untuk menjaga keselamatan setiap jemaah,” pungkas Liliek.(*)