KETIK, MALANG – Kasus Hipertensi (HT) di Desa Gondowangi, Kecamatan Wagir, Malang cukup tinggi di sepanjang 2025. Mengetahui kondisi tersebut, Tim Pengabdian Masyarakat dari Prodi Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang memberikan program pelatihan kader.
Prevalensi kasus tersebut mencapai 264 orang pada Januari-Juni 2025, dan 85 orang pada Juli 2025. Pengabdian masyarakat berbasis komunitas yang digelar pada 21 Juli hingga 10 Agustsu 2025 mendatang itu diharapkan mampu memberikan solusi pada kasus tersebut.
"Program ini untuk menjawab permasalahan yang ada di masyarakat. Mulai rendahnya pengetahuan tentang hipertensi, minimnya deteksi dini berbasis rumah tangga, dan lainnya," ujar Ketua tim, Girfi Katamba Jangga Meha.
Menurutnya kesadaran masyarakat terhadap penderita hipertensi turut menjadi penyebab tingginya kasus. Begitu pula dengan minimnya keterlibatan kader kesehatan dalam memantau kasus hipertensi di lingkungan sekitar.
Nurul Aisyiyah Puspitarini selaku Dosen Fikes Unitri menjelaskan masyarakat mendapatkan pengetahuan untuk deteksi dini dan pencegahan hipertensi. Dengan demikian dapat menjadi salah satu jalan keluar untuk melakukan intervensi terhadap kasus tersebut.
"Masyarakat memperoleh pengetahuan yang lebih baik tentang deteksi dini, pencegahan, dan pengelolaan hipertensi. Selain itu, pengabdian ini juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat, seperti menjaga pola makan dan rutin berolahraga," katanya.
Intervensi juga didukung dengan sistem pre-post pemeriksaan tekanan darah, observasi lapangan, dan mengumpulkan data mikro untuk memastikan keberhasilan program. Tim menargetkan edukasi terhadap 6 RT, hingga pelatihan kader dan juga skrining ke setiap rumah.
Sementara itu, Kader Posyandu yakni Sutini mengaku cukup terbantu dengan program tersebut. Ia menjadi lebih memahami cara mengukur tekanan darah dan mengenali gejala hipertensi terutama pada lansia.
"Sistem pelibatan kader dalam pemantauan kasus hipertensi belum optimal. Belum memiliki modul Kegiatan edukasi, form pemantauan gejala, atau pelatihan kader penggunaan alat cek tensi. Kegiatan pelatihan ini dilakukan membuat modul yang mampu menjangkau seluruh kalangan masyarakat," terangnya.(*)