KETIK, SURABAYA – Kebahagiaan ganda menyelimuti 20 insan pendidik dari berbagai pelosok Jawa Timur. Dalam puncak peringatan Hari Guru Nasional dan Hari Aksara Internasional tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2025 yang digelar meriah di Exhibition Hall Grand City Surabaya pada Senin, 1 Desember.
Gubernur Khofifah Indar Parawansa memberikan kado istimewa yakni bantuan bedah rumah. Bantuan ini merupakan bentuk apresiasi tertinggi Pemprov Jatim terhadap dedikasi para guru yang selama ini berjuang di wilayah yang membutuhkan perhatian.
Acara yang mengusung tema “Guru Hebat, Indonesia Kuat” tersebut dihadiri langsung oleh Gubernur Khofifah Indar Parawansa. Salah satu penerima bantuan, Maynova, guru dari SMA Negeri 2 Mejayan, Kabupaten Madiun, tidak dapat menyembunyikan kebahagiaannya.
Kebahagiaan bercampur tangis haru terpancar dari Ibu Maynova, yang menempuh perjalanan sekitar dua jam dari Madiun ke Surabaya untuk menghadiri penyerahan simbolis ini. Ia menjelaskan proses penentuan penerima bantuan, yang diawali dari informasi kepala sekolah.
Maynova, guru dari SMAN 2 Mejayan, Kab. Madiun, salah satu guru penerima bantuan bedah rumah dari Gubernur Jatim. (Foto: Vio/Ketik.com)
"Kami mengirimkan foto-foto rumah, lalu diseleksi berdasarkan rumah mana yang sekiranya perlu untuk direnovasi. Dan alhamdulillah dapat kesempatan," ujarnya.
Maynova menambahkan, pihak Cabang Dinas Wilayah Madiun dan kepala sekolah setempat turut membantu akomodasi kedatangannya.
"Ya syukur alhamdulillah tidak menyangka bisa mendapatkan bantuan untuk perbaikan rumah," ujar Maynova penuh syukur.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, Aries Agung Paewai, dalam sambutannya menjelaskan bahwa bantuan ini diprioritaskan untuk guru-guru yang paling membutuhkan di seluruh wilayah Jawa Timur.
"Sedikitnya ada 20 rumah yang diinventarisir oleh kami dan alhamdulillah hampir di seluruh wilayah mendapatkan bantuan, khususnya para guru-guru kita yang memang membutuhkan perhatian," tutur Aries.
Program bedah rumah ini menjadi penanda bahwa peringatan Hari Guru Nasional bukan sekadar seremoni, tetapi momen untuk melakukan aksi nyata yang bermanfaat bagi pahlawan tanpa tanda jasa. (*)
