KETIK, SURABAYA – Perdagangan kembang api menjelang tahun baru terpantau lesu. Kondisi ini dipicu turunnya omzet hingga 50 persen dibandingkan pendapatan pada tahun-tahun sebelumnya.
Sepinya pembeli menjadi keluhan utama para pedagang. Padahal, biasanya sepekan menjelang tahun baru masyarakat mulai berburu aneka kembang api dan pernak-pernik untuk merayakan pergantian tahun.
Situasi tersebut dirasakan salah satu penjual kembang api di kawasan Jalan Pasar Kembang, Surabaya, Hani Amanda Prasetya. Ia mengungkapkan hingga kini belum terlihat tren peningkatan jumlah pembeli.
"Kalau penjualan dari tahun kemarin perbandingannya sama tahun ini berbeda jauh sekali. Biasanya orang-orang beli (kembang api) sebelum mereka berangkat berlibur ke Batu ke Trawas. Sekarang tidak ada," jelasnya pada Selasa, 30 Desember 2025.
Sepinya pembeli, kata Hani karena ada imbauan pemerintah untuk tidak menyalakan kembang api pada saat momen perayaan tahun baru.
"Jadi orang-orang kemungkinan agak takut. Terus ekonomi juga kan bisa jadi seperti itu. Orang lebih sayang dibuat beli kembang api. Menurut mereka daripada buat beli kembang api mending buat kebutuhan sehari-hari," jelasnya.
Hani menambahkan, pembeli saat ini masih ada namun hanya berani membeli dengan jumlah kecil.
"Kebanyakan yang beli sekarang individu dan pembeli yang memang akan dijual kembali," kata pria berkacamata ini.
Ia berharap pemerintah sedikit melonggarkan aturan menggunakan kembang api untuk perayaan tahun baru.
"Ya kalau bisa beginilah, misalnya untuk orang menyalakan kembang api secara pribadi minta tolong diperbolehkan. Kalau untuk event-event sih kalau misalnya dilarang ya enggak apa-apa. Kalau skala rumah misal main di depan rumah depan vila minta tolong diperbolehkan," harap Hani.
Pembeli Minta Uang Kembali
Sepinya pembeli kembang api menjelang akhir tahun sangat dirasakan Hani. Kondisi tersebut dipicu adanya imbauan pemerintah yang menyarankan masyarakat untuk tidak menyalakan kembang api.
Dampaknya, sejumlah pembeli yang sebelumnya sempat memborong kembang api memilih mengembalikan barang dan meminta uangnya kembali.
"Ada yang minta uangnya Rp3 juta untuk membeli kembang api dikembalikan. Ya kami tidak bisa apa-apa. Terpaksa stok ini harus kami simpan untuk event lain," katanya.
Beli Kembang Api Air Mancur
Menyalakan kembang api sudah menjadi bagian tak terpisahkan pada saat momen perayaan tahun baru. Hal ini diungkapkan oleh Jhonny Anggo, salah satu pembeli kembang api di daerah Pasar Kembang, Surabaya.
Ia mengaku membeli dua kembang api jenis air mancur untuk dinyalakan di kompleks perumahan.
"Ada dua jenis kembang api air mancurnya. Tingginya bisa sampai satu meter. Tapi saya pilihnya yang tidak ada letusannya, agar enak untuk dinikmati," katanya. (*)
