KETIK, MALANG – Belum ada sentuhan pembenahan sejak ambrolnya Jembatan Sonokembang, Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang pada 10 Oktober 2025. Warga pun terpaksa membangun akses darurat secara swadaya.
Di atas bangunan jembatan yang telah ambruk, dibangun jembatan berupa bambu agar pengendara dapat melintas di kawasan tersebut. Ketua RT 04 RW 05 Kelurahan Pandanwangi, Khotib Hambali menjelaskan jembatan bambu itu dibangun pada Minggu, 26 Oktober 2025 lalu.
Ia menjelaskan inisiatif tersebut lantaran keresahan warga, mengingat Jembatan Sonokembang merupakan satu-satunya akses di kawasan tersebut.
"Ini warga sudah resah. Jembatan ini menjadi satu-satunya akses untuk lewat sini. Dengan jembatan sementara ini semua sudah senang," ujarnya pada Senin 27 Oktober 2025.
Ia mengakui bahwa jembatan bambu itu tidak diizinkan oleh Pemerintah Kota Malang. Namun warga telah melakukan antisipasi agar jembatan tersebut tidak menimbulkan korban.
"Sebetulnya gak diizinkan sama Pak Wali Kota. Tutup total memang. Sama Pak Kepala Dinas PUPRPKP, Pak Lurah, Pak Camat juga gak mengizinkan. Tetapi kami lakukan, (sudah) kami antisipasi, kami jaga supaya gak menimbulkan korban. Jembatan sementara ini pakai bambu pilihan, hasil swadaya masyarakat," jelasnya.
Warga juga melakukan pemantauan secara berkala selama 24 jam. Dalam sehari, dibuat 3 shift dengan penjagaan dari warga si RT 4.
Ia mengaku tidak ada biaya yang dikeluarkan untuk membangun akses darurat tersebut. Selama pengerjaan, warga hanya menyediakan konsumsi. Bahkan bambu tersebut diperoleh secara gratis dari warga sekitar.
Rencananya jembatan bambu itu hanya dipasang sementara hingga Pemkot Malang merealisasikan rencana untuk menyewa Jembatan Bailey.
"Kalau jadi disewakan jembatan Bailey itu nanti kami bongkar. Dijanjikan akhir Desember 2025, nunggu dikasih cor-coran pondasi," tandasnya.(*)
