KETIK, JOMBANG – Ada yang istimewa dalam perhelatan Tilik Kampus dan Reuni Akbar Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang tahun 2025. Bukan sekadar nostalgia, reuni kali ini juga menjadi ruang bagi ekspresi seni yang hangat dan penuh makna.
Enam pelukis dari kelompok Pelukis Tepi Kota menghadirkan pameran lukisan bertema khusus yang mengajak pengunjung menyusuri jejak sejarah Undar melalui warna dan kanvas.
Digelar di lingkungan kampus Undar Jombang, mulai 29 Mei hingga 1 Juni 2025, pameran ini memajang 50 karya lukisan yang bisa dinikmati hingga 1 Juni 2025 mendatang.
Mulai dari kaligrafi Islami yang megah, potret tokoh-tokoh nasional, hingga karya realis yang menangkap wajah-wajah para rektor Undar dari masa ke masa.
Pelukis yang tergabung dalam kelompok Pelukis Tepi Kota melukis on the spot rektor Undar Jombang dari masa ke masa, Kamis, 29 Mei 2025. (Foto: Syaiful Arif/Ketik.co.id)
Yang menjadi sorotan utama adalah sesi melukis on the spot, di mana para pelukis menggambarkan tujuh rektor Undar secara langsung di lokasi.
Wajah-wajah karismatik seperti KH Mustain Romly, Gus Lukman, Gus Mudjib, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Ning Eyik, Chairul Saleh, hingga Amir Maliki, kini terpatri dalam lukisan yang penuh ekspresi.
"Ini bukan hanya tentang melukis wajah, tapi menangkap semangat zaman dan jasa para tokoh yang membawa Undar menjadi seperti sekarang," ujar Ketua Kelompok Pelukis Tepi Kota, Heri Purwanto, Kamis, 29 Mei 2025.
Sejumlah bocah melihat lukisan dalam pameran di Undar Jombang, Kamis 29 Mei 2025. (Foto: Syaiful Arif/Ketik.co.id)
Para pelukis yang terlibat datang dari berbagai daerah Mojokerto, Jombang, hingga Pontianak. Mereka bukan hanya membawa teknik dan keterampilan masing-masing, tetapi juga perspektif yang kaya tentang sosok-sosok yang mereka abadikan.
Heri menambahkan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari upaya menghidupkan kembali ruang-ruang seni di tengah masyarakat kampus dan alumni.
“Kampus bukan hanya tempat belajar teori, tapi juga tempat berkarya dan mengapresiasi seni. Reuni ini menjadi momen tepat untuk itu,” katanya.
Dengan balutan suasana hangat reuni, pameran ini menjadi ruang bertemu bukan hanya antara alumni dan kenangan lama, tapi juga antara seni dan sejarah. Sebuah tilik kampus yang bukan hanya melihat ke belakang, tapi juga menyulam kembali nilai-nilai yang diwariskan melalui warna, goresan, dan semangat. (*)