Jadi Lokus Penilaian STBM, Pesantren Nurul Jadid Paiton Dapat Apresiasi Dinkes Jatim

25 Juni 2025 14:04 25 Jun 2025 14:04

Thumbnail Jadi Lokus Penilaian STBM, Pesantren Nurul Jadid Paiton Dapat Apresiasi Dinkes Jatim
Kemenkes dan Mitra Lembaga Internasional, serta Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tinjau Bank Sampah di Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Rabu, 25 Juni 2025. (Foto : Ponirin Mika/Ketik.co.id)

KETIK, PROBOLINGGO – Pondok Pesantren Nurul Jadid (PPNJ), Paiton, Probolinggo, mendapat kepercayaan menjadi lokus penilaian Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dari Kementerian Kesehatan RI. Kunjungan tim verifikasi pusat yang terdiri dari perwakilan Kemenkes dan mitra lembaga internasional, serta Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, disambut hangat oleh pengurus pesantren dan para santri, Rabu, 25 Juni 2025.

Sekretaris pelaksana kegiatan, Thohirudin, menyampaikan terima kasih atas kepercayaan menjadikan Pesantren Nurul Jadid sebagai lokus penilaian. Menurutnya, kepercayaan ini menjadi momentum penting bagi pesantren untuk terus berbenah dalam memberikan layanan yang sehat, bersih, dan berkelanjutan kepada para santri.

Beberapa kegiatan lingkungan hidup yang dijalankan di Pesantren Nurul Jadid antara lain pengelolaan bank sampah yang melibatkan santri dari berbagai asrama. Sampah dipilah terlebih dahulu di tingkat asrama, kemudian dikumpulkan kembali ke tiga titik bank sampah utama yang dikelola oleh para kader lingkungan, termasuk santri sisa dari jenjang SMP.

"Bank sampah yang dijalankan kini memiliki 90 kader aktif, terdiri dari dua gelombang kaderisasi masing-masing 45 orang. Sampah anorganik yang masih bernilai ekonomis dijual untuk mendukung operasional kegiatan bank sampah, sementara sampah organik diolah melalui proses komposting dan pembuatan eco enzyme," katanya.

Menariknya, eco enzyme hasil olahan para santri ini digunakan untuk mendukung aspek kesehatan, sejalan dengan program edukasi lingkungan. Mereka juga membuat ecobrick sebagai bentuk daur ulang kreatif dan edukatif. Pembinaan dilakukan oleh tim dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan PONI, serta akan mendapat pendampingan dari pihak puskesmas terkait pengelolaan makanan dan air minum.

Untuk limbah cair dapur, pihak pesantren juga telah membuat grease trap sebagai bentuk pengolahan awal sebelum dibuang ke lingkungan. Selain itu, pesantren aktif memberikan edukasi kepada santri terkait lima pilar utama STBM, yakni setop buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga, pengelolaan sampah rumah tangga, serta pengelolaan limbah cair rumah tangga.

Manajemen pengelolaan lingkungan secara umum dinilai sudah berjalan baik. Tim verifikasi dari Kemenkes yang terdiri dari Ikha Purwandari, SKM, MKM dan Mita Julinartati Sirait (WASH Specialist dari Wahana Visi Indonesia) menyampaikan kesan positif dan mengapresiasi langkah-langkah konkret yang telah dilakukan Pesantren Nurul Jadid.

Dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur hadir pula Dwi Setyo Agus, SKM, Sulistyaningsih, Am.KL, Joko Sunyoto M Alim, SH, dan Anton Suyatno. Tim menyatakan bangga karena pesantren telah menjadi contoh dalam penerapan STBM dan mampu membangun kesadaran kolektif akan pentingnya hidup bersih dan sehat.

Dengan semangat yang terus tumbuh, Pesantren Nurul Jadid membuktikan bahwa pesantren bukan hanya menjadi pusat pendidikan keislaman, tetapi juga agen perubahan lingkungan menuju kehidupan yang lebih sehat, bersih, dan berkelanjutan.(*)

Tombol Google News

Tags:

Pesantren Nurul Jadid Dinkes Jatim Paiton probolinggo Bank Sampah