KETIK, SURABAYA – Gus Ali Zainal Muhammad, atau yang akrab disapa Gus Ebid, menegaskan bahwa ilmu yang mendalam dan kepakaran bukan hanya menjadi kebutuhan duniawi semata, melainkan juga merupakan kunci penting untuk meraih kesuksesan di akhirat.
Pesan ini disampaikan dalam Majelis Subuh GenZI (MSG) yang digelar di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya.
"Imam Syafii dalam maqolah/ungkapan 'man arada dunya fa'alaihi bil ilmi, man arada akhirat fa'alaihi bil ilmi, man aradahuma fa'alaihima bil ilmi' itu menyebut ilmi, bukan ilmin," ujarnya di hadapan puluhan Generasi Z Islami (GenZI).
Gus Ebid menjelaskan bahwa “ilmi” merujuk pada ilmu yang bersifat sempurna atau kepakaran, karena seorang pakar lebih dikenal sesuai dengan bidangnya.
"Ilmu yang bersifat kepakaran itu lebih dicari masyarakat, contohnya Gus Baha' atau Gus Kautsar. Dulu, orang menjadi tokoh karena gelar doktor atau profesor, tapi sekarang doktor sudah banyak, jadi bukan istimewa, justru Gus Baha' dianggap pakar di bidangnya, karena dia mengisi ruang kosong atau jarang orang," Ucap pengasuh Pondok Pesantren Annuriyah Jember itu, dalam siaran pers, Selasa (2/9).
Dalam siaran Ia juga menerangkan maqolah Imam Syafi'i tersebut bermakna bahwa siapapun yang ingin bahagia di dunia akhirat, maka ia membutuhkan ilmu.
Gus Ebid menjelaskan ungkapan Imam Syafi’i yang dikutip oleh Imam Nawawi dalam karya Al Majmu’ bermakna kebahagiaan di dunia dan akhirat ditentukan oleh kompetensi seseorang dalam bidang tertentu.
Menurutnya, kompetensi tersebut tidak dimiliki banyak orang atau masih ada ruang kosong, sehingga nilai kepakaran terletak pada potensi yang masih kosong.
Selain menekankan pentingnya kepakaran, ia mengimbau GenZI untuk fokus pada bidangnya dan tidak mencampuri urusan di luar kapasitasnya, khususnya mengenai teknologi digital.
Gus Ebid juga menyebutkan pentingnya menanggapi ucapan orang sebagai batu besar yang jika dipikul kita rusak namun jika dipilah akan jadi indah.
Di akhir ceramahnya pada Majelis Subuh episode ke-21 bertema "GenZI Bangkit Bangun Bangsa," ia meminta GenZI menjadikan masa mudanya sebagai masa pengembangan yang membutuhkan ilmu dan kreativitas, serta tidak menganggap perbedaan antarwarga negara sebagai alasan untuk tidak saling menghormati.
Dalam kesempatan ini, Ia juga mengapresiasi MSG di Masjid Al-Akbar sebagai satu-satunya masjid di Indonesia yang fokus Ngaji Subuh bersama anak-anak muda. (*)