Gubernur Khofifah di Tanwir IMM: Sinergi Kolektif Lintas Organisasi Kunci Masa Depan Bangsa

30 Oktober 2025 18:31 30 Okt 2025 18:31

Thumbnail Gubernur Khofifah di Tanwir IMM: Sinergi Kolektif Lintas Organisasi Kunci Masa Depan Bangsa
‎Gubernur Khofifah menerima cinderamata pada pembukaan Tanwir XXXIII DPP IMM yang digelar di Dome UMM, Rabu, 29 Oktober 2025. (Foto: Pemprov Jatim) ‎

KETIK, MALANG – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menegaskan pentingnya sinergi kolektif antar pemuda, lintas organisasi, dan elemen bangsa dalam membangun masa depan Indonesia yang berdaya dan berkeadaban.

‎Hal itu ia sampaikan di hadapan ribuan mahasiswa saat pembukaan Tanwir Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ke-33 bertema “Energi Kolektif untuk Negeri” di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu, 29 Oktober 2025.

‎Gubernur Khofifah menekankan bahwa sinergi kolektif antar pemuda menjadi pesan mendalam bahwa Tanwir IMM bukan sekadar forum organisasi, tetapi wadah menyiapkan pemimpin strategis bangsa yang siap menggerakkan perubahan.

‎‎"Saya rasa ini sangat penuh makna bagaimana IMM menyiapkan masa depan. Terutama dengan membangun sinergi untuk bersama-sama secara kolektif membangun negeri. Menurut saya ide yang luar biasa," urai Khofifah.

Semangat sinergi dan kolaborasi dalam Tanwir IMM sangat dirasakan Khofifah. Apalagi, Ia memiliki latar belakang sebagai kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sebelum memimpin Muslimat NU.

"Yang ingin saya sampaikan adalah persaudaraan ini begitu kuat, persahabatan ini begitu kuat. Maka antara pilar-pilar bangsa ini harus membangun persaudaraan, persatuan, kebersamaan dalam berbagai program," imbuhnya.

‎‎Gubernur perempuan pertama di Jatim itu menambahkan bahwa persaudaraan antara Muhammadiyah dan NU sudah terjalin sejak lama. Hal ini dibuktikan dengan ijazah atau sanad keilmuan KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy'ari yang sama-sama diberikan kepada umat Islam di Indonesia.

‎"Selamat bertanwir bagi IMM. Mudah-mudahan seluruh yang hadir ini akan memberikan sinergi terutama bagi implementasi keputusan-keputusan strategis nanti. Tetaplah membangun sinergi, tetaplah membangun kolaborasi. Bangun negeri ini dengan seluruh energi," pesan Khofifah.

‎Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Sultan Bachtiar Najamudin, mengatakan bahwa perjalanan panjangnya menjadi seorang aktivis, wiraswasta, dan akhirnya menjadi pimpinan lembaga membuatnya dapat mengeluarkan istilah Green Democracy.

‎Secara filosofis, istilah paten yang relatif baru tersebut diasosiasikan dengan sesuatu yang segar, tumbuh, dan berkesinambungan.

‎‎"Sehingga kita bukan hanya berpikir tentang bagaimana ekonomi tumbuh, tapi berpikir juga bagaimana ekologi bisa kita amankan, selamatkan, dan kita jaga dengan baik. Green Democracy juga berarti negara harus memastikan bahwa demokrasi terus hidup dan pro-youth. Maka, anak muda jangan takut masuk ke dunia politik," ungkapnya.

Sultan juga berpesan kepada para kader IMM untuk menyiapkan diri menjadi pemimpin masa depan yang berjiwa penanam. Menanam nilai, gagasan, dan tindakan yang membawa kehidupan. 

Ia mengutip pesan Rasulullah SAW: “Jika kiamat terjadi besok, dan di tanganmu ada bibit pohon, maka tanamlah.” Menurutnya, menanam adalah simbol iman terhadap masa depan dan wujud kepemimpinan yang bertanggung jawab.

‎‎"Kepemimpinan muda itu bukan hal baru. Dari zaman Rasulullah dulu, sudah ditujukan bahwa memang energi terkuat itu energi kepemimpinan muda. Jadi, tidak usah ragu bahwa generasi muda adalah generasi yang akan meneruskan estafet dan penentu arah bangsa," jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengatakan bahwa kedatangannya karena dua alasan fundamental, karena masa depan bangsa ini ada di tangan pemuda. dan Tanwir tersebut mengangkat Tema Energi Kolektif Untuk Negeri.

"IMM adalah salah satu organisasi sebagai sumber penyiapan anak bangsa untuk kelak menjadi pemimpin bangsa. Dan alasan kedua saya adalah karena temanya menyangkut energi," terangnya.

‎Menteri Bahlil mengingatkan agar di tengah fase keterbukaan informasi, mahasiswa perlu membangun diskursus yang baik. Sehingga, mereka dapat menghasilkan data yang dapat dipertanggungjawabkan.

‎"Sebagai Menteri ESDM, saya datang untuk menyampaikan Asta Cita Presiden Prabowo. Yaitu kemandirian dan transisi energi dan hilirisasi," tegas Bahlil.(*)

Tombol Google News

Tags:

Khofifah Indar Parawansa Universitas Muhammadiyah Malang UMM Khofifah IMM Muhammadiyah Tanwir