Frankenstein 2025 Hadir! Ini Deretan Adaptasi Legendaris yang Menghidupkan Sang Monster

19 November 2025 05:00 19 Nov 2025 05:00

Thumbnail Frankenstein 2025 Hadir! Ini Deretan Adaptasi Legendaris yang Menghidupkan Sang Monster
Potongan adegan dalam film Frankenstein (2025) karya Guillermo del Toro (Foto: IMDb)

KETIK, JAKARTA – Dengan rilisnya Frankenstein (2025) garapan Guillermo del Toro, dunia kembali membicarakan salah satu monster paling legendaris dalam sejarah budaya pop. 

Kisah ciptaan Mary Shelley, yang pertama kali terbit pada 1818 dengan judul lengkap Frankenstein; or, The Modern Prometheus, merupakan novel gothic yang ia tulis saat masih berusia 18 tahun. 

Frankenstein bukan hanya dianggap sebagai salah satu pendahulu fiksi ilmiah modern, tetapi juga membuka diskusi panjang tentang ambisi manusia, batas etika sains, dan kesepian makhluk yang terlahir dari eksperimen.

Selama dua abad lebih, perjalanan adaptasi Frankenstein ternyata penuh kejutan! Dari monster berwajah pucat era film hitam-putih hingga versi manga horor Jepang, kisah ini sudah menjelma ke berbagai bentuk dan sensasi.

Yuk, lihat lagi beberapa adaptasi Frankenstein paling ikonik dan tetap seru disimak kembali!

Frankenstein oleh Bernie Wrightson (1983)

Ilustrator legendaris Bernie Wrightson membuat salah satu interpretasi visual Frankenstein yang paling dihormati. Dengan detail garis yang rumit dan artstyle ala abad ke-19, Wrightson justru menciptakan adaptasi yang paling dekat dengan deskripsi Mary Shelley. Banyak penggemar menyebut versi ini sebagai ‘panduan visual resmi’ novel klasik tersebut.

Frankenstein (1931)

Film besutan James Whale ini adalah ‘awal mula’ visual Frankenstein yang dikenal dunia. Boris Karloff dengan riasan khasnya—baut leher, kepala datar, langkah terhuyung, langsung menjadi ikon untuk Frankenstein! Walau jauh dari detail novel Shelley, versi 1931 membentuk standar monster horor yang terus dipakai sampai sekarang.

The Bride of Frankenstein (1935)

Jarang-jarang ada sekuel yang dianggap lebih kuat dari film pertamanya, tapi The Bride of Frankenstein berhasil melakukannya. Dengan sentuhan humor gelap dan drama emosional yang lebih dalam, film ini menghadirkan ‘sang mempelai’ yang jadi simbol tersendiri dalam sejarah horor. Visualnya kental, ceritanya tragis, paket komplit era klasik!

Frankenstein (2025)

Setelah bertahun-tahun hanya jadi rumor, del Toro akhirnya merilis adaptasi impiannya. Versi 2025 ini lebih mendekati nuansa novel aslinya: gelap, emosional, dan fokus pada hubungan rumit antara pencipta dan ciptaannya. Del Toro dikenal jago mengangkat monster sebagai sosok yang punya hati, dan pendekatan itu membuat versi terbarunya terasa relevan! Fresh, dan cocok untuk dinikmati penggemar gothic horror!

Frankenstein: Junji Ito Story Collection (2018)

Bayangkan kisah Shelley dibalut garis-garis bengkok, raut mencekam, dan atmosfer yang bikin merinding ala Junji Ito, hasilnya adalah adaptasi manga yang beneran bikin nggak nyaman! Ito membawa ke permukaan sisi obsesif Victor Frankenstein dan memberi monster tampilan yang jauh lebih ‘tidak stabil’, tapi tetap mengikuti inti kisahnya.

Frankenweenie

Kalau kalian suka monster yang bikin terharu, Frankenweenie adalah adaptasi paling cute-but-spooky dari Frankenstein. Lewat versi animasi stop-motion (2012) dan sebelumnya film pendek tahun 1984, Tim Burton mengubah kisah Frankenstein menjadi kisah seorang anak yang mencoba menghidupkan kembali anjing kesayangannya. 

Dari keenam adaptasi di atas, masih banyak lagi adaptasi lain yang tidak disebutkan, lho! Saking banyaknya, bikin bingung 'kan kenapa Frankenstein masih relevan padahal sudah dua abad berlalu? Jawabannya sederhana: monster ini bukan cuma monster!

Frankenstein adalah cermin kecemasan manusia, dari teknologi, dari kesepian, dari ambisi yang kebablasan. Setiap era memiliki Frankenstein dengan lensa yang berbeda-beda, dan karena itu, ia selalu hidup.

Dengan hadirnya Frankenstein (2025) dari Guillermo del Toro, 2025 jadi momen tepat untuk kembali melihat bagaimana kisah ini tumbuh, berubah, dan terus merayap ke imajinasi generasi baru!

Tombol Google News

Tags:

Frankenstein Film Guillermo del Toro adaptasi Mary Shelley Junji Ito The Bride of Frankenstein Novel horor