Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur (2)

FANTASTIS! Hasilkan Rp19 Triliun Lebih, Misi Dagang Jadi Jurus Khofifah Dongkrak Ekonomi Nasional

12 Oktober 2025 04:31 12 Okt 2025 04:31

Thumbnail FANTASTIS! Hasilkan Rp19 Triliun Lebih, Misi Dagang Jadi Jurus Khofifah Dongkrak Ekonomi Nasional
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (tengah) membuka Forum Misi Dagang di Kalimantan Selatan beberapa waktu lalu. (Foto: Biro Adpim Pemprov Jatim)

KETIK, SURABAYA – Sejak dilantik, baik pada periode 2019-2024 maupun di periode keduanya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bertekad melakukan sejumlah gebrakan untuk menjaga stabilitas ekonomi provinsi setempat.

Pemerintah setempat berpikir keras bagaimana menjaga perekonomian tetap stabil dan rakyat Jawa Timur sejahtera.

Salah satu upayanya melalui forum Misi Dagang. Sejatinya kegiatan itu bukan program baru Pemprov Jatim. Gubernur Khofifah telah melaksanakan berbagai upaya menstabilkan ekonomi tersebut sejak periode pertamanya memimpin, yakni 2019-2024.

Karena dinilai langkah strategis dan membuahkan hasil positif maka program serupa dipertahankan, bahkan diperluas lagi dengan berbagai kegiatan-kegiatan ekonomi yang menguntungkan rakyatnya.

Dilantik pada 20 Februari 2025 oleh Presiden RI Prabowo Subianto, lalu dua bulan berikurnya, tepatnya Maret-April, Khofifah langsung menggebrak. Orang nomor satu di Pemerintahan Provinsi Jawa Timur itu “ke luar kandang” ke sejumlah provinsi melakukan kegiatan yang namanya Misi Dagang.

Tujuan utamanya meningkatkan peluang pasar dalam negeri, mengoptimalkan sektor perdagangan antarpulau antarprovinsi serta mendorong kedaulatan pasar dalam negeri. Selain itu, pelaksanaan misi dagang merupakan upaya fasilitasi mempertemukan para pelaku usaha dari kedua provinsi.

Beberapa sektor yang disasar antara lain potensi produk industri, perdagangan, perikanan, agribisnis dan peluang lainnya dalam rangka memenuhi substitusi impor (bahan baku).

Pada 12 Maret 2025 Khofifah sendiri yang memimpin forum tersebut. Tujuannya ke Provinsi Maluku Utara, yang digelar di Kota Ternate. Pada kesempatan itu, Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda menyambutnya positif.

Di Maluku Utara, hadir 155 pelaku usaha dari kedua provinsi, masing-masing 55 pelaku usaha dari Jatim dan 100 pelaku usaha dari tuan rumah.

Beberapa komoditi dari Jatim yang ditransaksikan berupa produk hasil pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan aneka IKM/UMKM. Sedangkan, komoditi dari Maluku Utara yang ditransaksikan yaitu produk hasil pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan serta aneka IKM/UMKM.

Hanya dalam jangka waktu sehari, transaksi pada misi dagang tersebut mencapai Rp568,042 miliar. Rinciannya, Jatim membeli Rp296,368 miliar dan menjual Rp271,674 miliar.

Sebulan kemudian, tepatnya 22 April 2025, Gubernur Khofifah kembali menggelar forum misi dagang. Tujuannya tetap di kawasan Indonesia Timur, yakni di Provinsi Maluku.

Tujuan utamanya sama, yaitu memperkuat kolaborasi strategis Jatim di Indonesia Timur di tengah kontraksi ekonomi global.

Selama dua hari, 22-23 April 2025, terdapat dua agenda yang digelar, yaitu gathering penguatan pasar daerah dan misi dagang.

Total sebanyak 50 pelaku usaha asal Jatim mengikuti forum misi dagang, yang berasal dari sejumlah asosiasi usaha di Jatim, seperti KADIN, IWAPI, HIPMI dan lainnya.

Sedangkan, dari Maluku melibatkan 100 pelaku usaha dari binaan organisasi perangkat daerah (OPD), asosiasi pelaku usaha hingga BUMD. Misi dagang kali ini mencatatkan transaksi final mencapai Rp460.751.014.000.

Bulan berikutnya, tepatnya 8 Mei 2025. Gubernur Khofifah giliran memimpin Misi Dagang di Balikpapan, Kalimantan Timur. Hasilnya mampu mencatatkan transaksi final mencapai Rp1.053.146.943.500.

Total transaksi Rp 1,053 triliun terdiri dari transaksi Jatim jual sebanyak Rp598,953 miliar, Jatim beli sebanyak Rp230,099 miliar, dan Jatim investasi sebanyak Rp224,094 miliar.

“Ini merupakan hasil sinergi dan kepercayaan antardaerah dalam mendukung produk dalam negeri. Sekaligus menjadi bukti nyata bahwa Jawa Timur terus berkomitmen mendorong penguatan ekonomi nasional dan siap mewujudkan kekuatan pasar dalam negeri,” katanya.

Berselang dua bulan, giliran Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi sasaran Misi Dagang. Digelar pada 9 Juli 2025, total catatan transaksi final mencapai Rp 1.068.809.135.000.

Rinciannya, Jatim menjual Rp764,912 miliar dan Jatim membeli Rp153,896 miliar. Jatim Investasi senilai Rp150 miliar.

Di misi dagang ini juga dilaksanakan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) sebanyak 2 Perangkat Daerah, 9 BUMD dan 3 Asosiasi dari kedua provinsi.

Bulan berikutnya, program ini bergeser ke Provinsi Lampung. Ya, pada kegiatan bisnis lintas provinsi yang berlangsung pada Kamis, 7 Agustus 2025 di Kota Bandar Lampung tersebut, total transaksinya mencapai Rp1.055.340.950.000.

Adapun sejumlah produk asal Jatim yang menjadi incaran dalam forum dagang ini antara lain rokok, kopi, gula merah tebu, aneka seafood, anak ayam petelur (DOC & Pullet), ternak sapi, liquid brown sugar, benih tanaman pangan dan hortikultura, arang batok kelapa,  mesin las, merchandise dan rempah jahe.

Di sisi lain, Lampung memperkuat posisinya sebagai lumbung komoditas bahan baku dengan menonjolkan produk seperti rajungan kupas, karet lumb, aneka udang dan pangasius, arang batok kelapa, udang vaname dan jagung.

Tak hanya dalam Misi Dagang dan Investasi saja, Khofifah mengungkapkan bahwa hubungan dagang antara Jatim dan Lampung sangat harmonis. Terbukti dalam data perdagangan antarwilayah tahun 2022, total transaksi perdagangan dua daerah ini tembus Rp13,06 triliun.

Jatim mencatat surplus neraca perdagangan sebesar Rp11,03 triliun terhadap Lampung, menandai tingginya daya saing produk Jatim sekaligus besarnya kebutuhan akan bahan baku dari wilayah Sumatera.

Bulan berikutnya, sang gubernur memipin Misi Dagang ke Kalimantan Selatan, tepatnya pada 17 September 2025. Catatan hasil transaksinya mencapai anga fantastis, yakni Rp1.661.131.683.000 atau Rp1,66 triliun.

Transaksi tersebut, untuk Jatim Jual mencapai Rp1,574 triliun, sementara Jatim Beli tercatat Rp86,894 miliar.

Khofifah menjelaskan sebagian besar transaksi merupakan penjualan produk Jatim. Dan, sekitar 95 persen penjualan dari Kalsel berupa batubara. Namun, transaksi Rp1,661 triliun kali ini tidak termasuk batubara.

“Yang tercatat justru produk lain, misalnya arang halaban yang pasarnya luar biasa. Biasanya kita hunting arang batok kelapa, tapi ternyata di Kalsel ada buyer yang bertemu trader arang halaban. Selain itu, ada juga transaksi rempah, kopi hingga pakan ikan dan pakan ternak yang cukup besar diambil dari Jawa Timur,” jelasnya.

Masih pada bulan yang sama, kali ini tepatnya 29 September 2025, Misi Dagang digelar di Provinsi Sumatera Selatan. Pada kesempatan tersebut sukses mencatatkan transaksi final Rp1.000.055.301.000.

“Misi Dagang ini terus digelar di berbagai daerah di Indonesia untuk membantu pelaku usaha Jatim bertemu pasar yang lebih luas, menguatkan rantai pasok dan hilirisasi produk daerah,” tegas Khofifah.

Produk unggulan Jawa Timur yang mengalir ke Sumatera Selatan antara lain Olahan Unggas, Susu, Daging Ayam, Rokok, Ikan Beku, Gula Merah Tebu, Beras, Kerupuk, Dori Fillet, Mesin Las, Paket Dapur MBG, Sepatu Olahraga, Pembersih Lantai, dan Bibit Bawang Merah dengan transaksi sebesar Rp904.867.201.000.

Sebaliknya, jumlah transaksi Jatim beli komoditi dari Sumatera Selatan sebesar Rp95.188.100.000 antara lain berupa kelapa, veneer kayu, madu dan ayam fillet.

Foto Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (kedua kiri) membuka Forum Misi Dagang di Kalimantan Timur beberapa waktu lalu. (Foto: Biro Adpim Pemprov Jatim)Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (kedua kiri) membuka Forum Misi Dagang di Kalimantan Timur beberapa waktu lalu. (Foto: Biro Adpim Pemprov Jatim)

 

Ekonomi Jatim Solid

Menurut Gubernur Khofifah, Forum Misi Dagang bukan sekadar transaksi, tetapi momentum strategis untuk memperkuat hilirisasi industri dan meningkatkan daya saing produk Jawa Timur.

Kerja sama antarprovinsi, kata dia, menjadi penjalin sinergi yang memperkokoh ketahanan ekonomi antarwilayah sekaligus membuka peluang investasi baru.

Secara umum, Kinerja ekonomi Jawa Timur sendiri tetap solid. Pada Triwulan II-2025, pertumbuhan ekonomi Jatim tercatat 5,23 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional 5,12 persen dengan total nilai PDRB ADHB pada semester I-2025 mencapai Rp1.668,6 triliun. Kontribusi Jatim mencapai 14,44 persen PDB nasional dan 25,36 persen PDRB Pulau Jawa.

Dari sisi perdagangan, Jatim membukukan surplus Rp120,61 triliun pada semester I-2025, setelah pada tahun 2024 membukukan surplus Rp187,93 triliun dari total ekspor-impor dalam dan luar negeri. Bahkan pada perdagangan antarwilayah nasional tahun 2023, Jatim mencatat surplus terbesar senilai Rp209 triliun.

Sejak 2019 hingga 2025, Pemprov Jatim telah menggelar 43 misi dagang domestik dengan nilai komitmen transaksi Rp17,39 triliun, melibatkan 1.953 transaksi dan 2.812 pelaku usaha. Total, pada 2025 sebanyak delapan kali penyelenggaraan Forum Misi Dagang.

Untuk memperkuat daya saing, Jatim juga aktif menggarap pasar internasional. Lima misi dagang luar negeri sejak 2022–2024 di Riyadh (Arab Saudi), Kuala Lumpur (Malaysia), Dili (Tomor Leste), Hong Kong, dan Osaka (Jepang) membukukan potensi transaksi Rp1,7 triliun dengan melibatkan 28 pelaku usaha.

Pada 2024, total ekspor Jatim dalam dan luar negeri mencapai Rp1.499,86 triliun, sedangkan impor sebesar Rp1.311,93 triliun. Dengan demikian, neraca perdagangan Jatim surplus Rp187,93 triliun.

Dengan rantai pasok yang kuat, hilirisasi produk, serta capaian perdagangan domestik dan internasional, Jawa Timur menunjukkan strategi perdagangan yang efektif.

Hal ini meningkatkan ketahanan ekonomi sekaligus memperkokoh daya saing produk unggulan di tingkat nasional maupun global.

 

Berikut rincian Forum Misi Dagang Domestik Pemprov Jatim 2025:

  1. 12 Maret 2025, tujuan Provinsi Maluku Utara, nilai transaksi Rp568,042 miliar.
  2. 22 April 2025, tujuan Provinsi Maluku, nilai transaksi Rp460.751.014.000.
  3. 8 Mei 2025, tujuan Provinsi Kalimantan Timur, nilai transaksi Rp1.053.146.943.500.
  4. 9 Juli 2025, tujuan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), nilai transaksi Rp1.068.809.135.000.
  5. 7 Agustus 2025, tujuan Provinsi Lampung, nilai transaksi Rp1.055.340.950.000.
  6. 17 September 2025, tujuan Kalimantan Selatan, nilai transaksi Rp1.661.131.683.000.
  7. 29 September 2025, tujuan Provinsi Sumatera Selatan, nilai transaksi Rp1.000.055.301.000. (*)

Tombol Google News

Tags:

Gubernur Jatim Gubernur Khofifah misi dagang Ekonomi Jatim