KETIK, SURABAYA – Di tengah kawasan religi Sunan Ampel, Surabaya, Es Bubur Kacang Ijo Pak Osen menjadi salah satu kuliner legendaris. Es bubur kacang ijo ini digemari sejak puluhan tahun lalu karena menghadirkan cita rasa khas yang diwariskan secara turun-temurun.
Tempat kuliner ini selalu ramai pengunjung dari berbagai daerah, terutama para peziarah yang datang ke Makam Sunan Ampel.
Awalnya, usaha ini dirintis oleh almarhum Pak Osen. Setelah itu, usaha dilanjutkan oleh putrinya, Hofiye, selama sembilan bulan. Kini, pengelolaan diteruskan pasangan suami-istri, Rifai dan Eni, selama empat tahun terakhir. “Alhamdulillah, senang sekali karena sejak dulu pembeli selalu ramai,” ujar Rifai saat ditemui di lapaknya.
Lokasi berjualan sempat berpindah. Dulu, lapak ini berada di seberang jalan, depan Bank Syariah. Namun, karena penertiban oleh pemerintah kota, kini mereka menempati tempat yang baru dan tetap ramai dikunjungi pelanggan dari berbagai usia.
Semangkuk es bubur kacang ijo khas Pak Osen siap dinikmati. (Foto: Lutfiyyatus Sa`adah/Ketik.com)
Menu andalan Es Bubur Kacang Ijo Pak Osen adalah kombinasi kacang hijau, ketan hitam, kelapa muda, dan alpukat, dengan harga mulai Rp6.000 hingga Rp13.000.
Dalam sehari, mereka mampu menghabiskan 10 hingga 12 kilogram kacang hijau. Keunikan es ini diberi “bumbu salawat” yang menjadi ciri khas alias diberi doa keberkahan dari pendiri usaha.
Pada Kamis dan Jumat menjadi waktu paling ramai karena berdekatan dengan pusat ziarah Sunan Ampel. Selain menu favorit, pilihan lain seperti kacang ijo ketan hitam, es degan, varian durian dan alpukat.
Saat ini, Es Bubur Kacang Ijo Pak Osen memiliki empat cabang yang tersebar di Surabaya dan Madura, yang pusatnya di Jl. KH Mas Mansyur No. 146 Surabaya. Pemilik berencana membuka cabang baru di Sidoarjo agar lebih banyak pecinta kuliner bisa menikmati cita rasa legendaris ini.
Harapan ke depan, Rifai dan Eni ingin terus mempertahankan nama Pak Osen sebagai bentuk penghormatan kepada sang perintis. “Semoga usaha ini semakin berkembang, membawa barokah, dan pelanggan tidak pernah bosan,” harap Eni. (*)