KETIK, LEBAK – Pekerjaan rehabilitasi dan renovasi di MTs Az-Zumar, Kampung Cidalung, Desa Tambakbaya, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Banten, menjadi perhatian. Aktivis Kabupaten Lebak, Ja'far Al-Haddad, menduga adanya penggunaan material yang tidak sesuai dengan rencana anggaran biaya (RAB), yang dikhawatirkan akan memengaruhi kualitas bangunan.
Ia mengungkapkan bahwa beberapa bahan material yang digunakan diduga tidak sesuai dengan spesifikasi. Menurut Ja'far, pekerjaan perbaikan tersebut disinyalir menggunakan bahan material di bawah standar, seperti besi ukuran 10 yang seharusnya menggunakan besi 12 ulir, serta rangka baja dengan ukuran A75 1MMTCT 6.9 KG.
"Hal ini dapat mempengaruhi kualitas dan kekuatan bangunan," kata Ja'far kepada ketik.com, Rabu, 1 Oktober 2025.
Selain dugaan penyimpangan material, Ja'far Al-Haddad juga menyoroti kurangnya pengawasan di lapangan. Ia mendesak agar pengawasan yang efektif dilakukan untuk memastikan pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan standar dan spesifikasi. Ja'far juga menyoroti dugaan para pekerja tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang seharusnya wajib dipakai untuk melindungi diri selama bekerja.
Proyek rehabilitasi dan renovasi sekolah ini dibiayai oleh Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Prasarana Strategis. Anggaran total senilai Rp40 miliar dari APBN 2025 dialokasikan untuk 27 sekolah, termasuk MTs Az-Zumar.
"Kontraktor yang mengerjakan proyek ini adalah PT Asta Kencana Arsimetama dengan durasi pekerjaan selama 180 hari," ungkapnya.
Ja'far Al-Haddad berharap pekerjaan rehabilitasi dan renovasi di MTs Az-Zumar dapat dilakukan dengan lebih baik dan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Hingga berita ini ditayangkan, wartawan masih berupaya mendapatkan hak jawab dari pihak perusahaan PT Asta Kencana Arsimetama terkait tudingan yang disampaikan oleh aktivis. (*)
