Dua Ketuk Bumikan Musik Klasik Lewat Pertunjukan ‘Perayaan Suara Rasa’ di Surabaya

17 Agustus 2025 11:31 17 Agt 2025 11:31

Thumbnail Dua Ketuk Bumikan Musik Klasik Lewat Pertunjukan ‘Perayaan Suara Rasa’ di Surabaya
Jumpa Pers Perayaan Suara Rasa (dari sebelah kiri) Guruh dhiemas nugraha (Moderator) El Vatikan, Heti Palestina Yunani, Hati Bening, Amanda Puspita, 16 Agustus 2025. (Foto: Dok Panitia)

KETIK, SURABAYA – Komunitas musik klasik Dua Ketuk dari Yogyakarta tampil dalam pertunjukan Perayaan Suara Rasa di Amadeo Music Hall, Surabaya, Sabtu (16/8/2025). Konser ini digelar bertepatan dengan perayaan ulang tahun ke-49 jurnalis senior Heti Palestina Yunani.

Acara dimulai pukul 15.00 WIB dengan dress rehearsal berdurasi sekitar 75 menit, kemudian dilanjutkan jumpa pers bersama para musisi. Dalam konser ini, sembilan musisi muda yang tergabung dalam Dua Ketuk tampil membawakan repertoar klasik karya Dvořák, Schumann, hingga Piazzolla, serta komposisi kontemporer Lukas Sommer.

Mereka adalah Gabriel Amadeus (piano), Bima Arifin (biola), Hati Bening (biola), Dhani Ahmad (biola alto), Maigty Simatupang (cello), dan juga El Vatikan (gitar) yang juga putra dari Heti Palestina Yunani.

Hati Bening, pendiri sekaligus anggota Dua Ketuk, menjelaskan bahwa tema Perayaan Suara Rasa dipilih untuk menggambarkan sukacita dan kasih sayang yang dihadirkan melalui musik. “Bu Heti memanggil grup musik klasik Dua Ketuk ke Surabaya bertepatan dengan ulang tahunnya. Tema ini mencerminkan sukacita dan kasih sayang yang kami bunyikan lewat musik. Misi kami juga membumikan musik klasik agar bisa dinikmati siapa saja,” ujarnya.

Foto Penampilan Musik Klasik Third Letter To Father karya Lukas Sommer yang
dibawakan oleh El Vatikan, Bima Arifin, Hati Bening, Dhani Ahmad, Maigty SimatupangPenampilan Musik Klasik Third Letter To Father karya Lukas Sommer yang dibawakan oleh El Vatikan, Bima Arifin, Hati Bening, Dhani Ahmad, Maigty Simatupang

Sementara itu, El Vatikan menjelaskan bahwa pemilihan repertoar pertunjukan juga berkaitan erat dengan ibundanya. “Lagu pertama yang saya mainkan solo menggunakan gitar adalah karya Dvořák Songs My Mother Taught Me. Lagu ini maknanya tentang nyanyian seorang ibu untuk anaknya, yang juga saya persembahkan untuk Mama dan mendiang Kakek. Buat saya, konser ini bukan hanya pertunjukan, tapi cara memberi makna pada perjalanan hidup keluarga,” katanya.

Heti Palestina Yunani menuturkan bahwa pertunjukan ini merupakan wujud syukur sekaligus refleksi atas usianya yang memasuki akhir kepala empat. “Bagi saya, mengakhiri kepala empat lebih berat daripada menyambut usia 50. Karena itu, saya ingin menandai usia 49 dengan perayaan penuh suara dan rasa. Menghadirkan serta memproduseri sendiri pertunjukan Dua Ketuk di Surabaya ini adalah cara saya berbagi kebahagiaan sekaligus kado untuk semua orang saat ulang tahun saya,” katanya.

Dua Ketuk sendiri merupakan komunitas musik dari Yogyakarta yang menjadi wadah bagi komponis dan pemain musik klasik untuk mengekspresikan sekaligus mengembangkan keterampilan bermusik. Kehadiran mereka di Surabaya diharapkan dapat memperluas apresiasi publik terhadap musik klasik yang selama ini dianggap eksklusif. (*)

Tombol Google News

Tags:

dua ketuk musik klasik perayaan suara rasa Pentas Seni