KETIK, SURABAYA – Sebagai upaya menjaga kesehatan mental siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se-Jawa Timur, Dinas Pendidikan provinsi setempat mengumpulkan Guru Bimbingan Koseling (BK).
"Khawatirnya kecanduan game, perundungan siber dan minimnya keterlibatan keluarga menjadi hambatan utama dalam membangun ketahanan murid. Ini kenapa saya berharap guru BK bisa masuk dalam dunia anak-anak sekaligus mengatasi persoalan dalam diri mereka," ujar Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Aries Agung Paewai di Surabaya ,4 Agustus 2025.
Pihaknya menginginkan guru BK bisa membantu kesehatan psikologis murid dan mengembangkan potensi diri, mengatasi masalah, serta mempersiapkan menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin kompleks sebagaimana sejalan dengan proyek Teacher Counselling and Resilience Education (T-Care).
Aries menilai tanggung jawab dan tugas guru BK tidak hanya mendampingi murid secara akademik, tapi juga menjadi konsultan bagi murid-murid yang mengalami kesulitan dalam mengembangkan potensi, bakat dan mintanya.
"Persoalan kesehatan mental murid harus menjadi perhatian, terlebih bagi murid SMK yang akan terjun di DUDI (Dunia Usaha Dunia Industri)," ucap dia.
Kadindik kelahiran Makassar itu menyebut dalam mengatasi persoalan kesehatan jiwa murid, Pemprov Jatim berkomitmen mengintegrasikan pendekatan konseling ke dalam sistem sekolah secara formal.
"Kolaborasi lintas sektor seperti dengan Dinkes, Puskesmas, dan lembaga layanan psikososial akan diperkuat. Dari segi sumber daya kita akan perkuat guru konselor dengan pelatihan dan dukungan profesional secara berkelanjutan," katanya.
Mantan Pj Wali Kota Batu tersebut menambahkan selama tiga tahun terakhir, program kolaborasi ini menghadirkan ruang belajar bersama untuk memperkuat kapasitas guru konselor dalam mendukung perkembangan holistik serta kesejahteraan mental siswa di Jawa Timur.
Di tahun pertama, T-Care berfokus pada pengenalan dasar-dasar bimbingan dan konseling modern, identifikasi kebutuhan murid SMK, serta penguatan kompetensi.
"Menginjak tahun kedua, pelatihan berkaitan dengan pengetahuan tentang remaja, membangun kerja sama dengan pemangku kepentingan, peran keluarga, fasilitasi untuk forum orang tua, dan dukungan untuk remaja," terang Aries.
Di sisi lain, program tersebut bekerja sama dengan Singapore International Foundation (SIF). Sebanyak 25 guru BK juga berkesempatan mengikuti studi banding di Negeir Singa.
Program ini difokuskan pada peningkatan implementasi materi melalui karya nyata dalam menangani tantangan, terutama murid, termasuk kecanduan game, keterlibatan orang tua dan sistem dukungan antarteman.
Ia berharap model pelatihan berjenjang melalui "master trainers" terus dilanjutkan dengan dukungan platform pembelajaran daring yang memudahkan replikasi dan pemantauan dampak
"Program ini, dapat membentuk generasi muda yang sehat mental, kuat secara sosial, dan tangguh," tutur mantan Kepala BPSDM Jatim tersebut
Sementara itu, Kabid GTK Ety Prawesti mengungkapkan sebanyak 100 guru BK asal SMK negeri maupun swasta konsisten mengikuti program ini sejak tiga tahun terakhir.
Lewat program ini, Ety menyebut ada peningkatan signifikan dalam pemanfaatan instrumen asesmen yang lebih beragam, termasuk kreativitas dalam penyampaian layanan bimbingan kelompok serta klasikal.
"Saya berharap, lewat program ini para guru BK dapat menyerap ilmu dan pengalaman sebanyak-banyaknya. Manfaatkan setiap sesi, aktif berdiskusi dan jangan ragu untuk berbagi pandangan. (*)