KETIK, BANDUNG – Dinas Sosial Kabupaten Bandung menindaklanjuti penanganan salah satu pemulung di TPA Sarimukti Kabupaten Bandung Barat, yang diberi bantuan oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang viral melalui media sosial pada Minggu 13 Juli 2025.
Pemulung tersebut mengaku berdomisili di Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung. Dalam video yang beredar warga tersebut memasak daging ayam yang ditemukannya di TPA Sarimukti dan disebut gubernur sebagai bangkai ayam.
Dalam video itu pun Gubernur Dedi Mulyadi pun langsung memberikan bantuan sejumlah uang tunai untuk membeli beras dan bahan makanan.
"Berdasarkan temuan tersebut, maka kami pun menelusuri dan ternyata benar warga tersebut tercatat di alamat Kampung Pasir Luhur RT 001/RW 004 Desa Neglasari Kecamatan Majalaya, dengan nama kepala keluarga Mimin Hasanudin atau suami dari ibu Iin yang diwawancarai gubernur," kata Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinsos Kabupaten Bandung, Miftahussalam di Soreang, Rabu 16 Juli 2025.
Dari tindak lanjut tersebut, maka Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kecamatan Majalaya pun melakukan assesment langsung kepada yang bersangkutan. Para TKSK ini saat kunjungan didampingi Kepala Desa dan Sekretaris Desa Neglasari.
Mimin adalah ayah dari tiga orang anak antara lain anak pertama yang sudah bekerja sebagai kuli bangunan di Bekasi. Anak kedua masih bersekolah di SD kelas 2 dan anak bungsu yang berumur 5 tahun.
"Ternyata sudah banyak warga di Kampung Pasir Luhur RT 1 RW 4 itu itu yang pernah dan masih menjadi pemulung di TPA Sarimukti selama bertahun tahun dari berbagai generasi," kata Miftahusslam.
Berdasarkan hasil assesmen pula, ternyata memulung makanan dari yang dibuang ternyata sudah biasa dilakukan. Misalnya jika ada makanan atau bahan makanan yang dibuang oleh toko atau supermarket karena sudah kadaluarsa.
"Tidak hanya daging ayam atau ikan, ada juga makanan yang dibuang dalam kemasan kaleng atau dus. Daging ayam yang dibuang pun merupakan daging yang disimpan di es beku atau freezer sehingga kondisinya masih relatif segar," ungkap Miftah.
Sejak menikah, kata Miftah, pasangan suami istri Mimin dan Iin ini memang belum memiliki rumah dan masih menumpang di rumah orangtuanya. Padahal, Mimin sudah memiliki sepetak tanah untuk bisa dibangun rumah. Namun Mimin belum punya dana untuk membangunnya karena penghasilannya sebagai peumulung sangat minim.
"Pemerintah Desa Neglasari memang sudah merealisasikan program bedah rumah tidak layak huni (rutilahu) di Kampung Pasir Luhur dan sudah ada warga yang mendapatkan program rutilahu ini. Mimin sendiri belum mendapatkan program ini karena tidak ada rumahnya. Baru rumah ibunya saja yang sudah direhab rutilahu pada tahun 2010 lalu," ungkap Miftah.
Setelah melakukan assesment, tidak menutup kemungkinan keluarga Mimin kembali bekerja sebagai pemulung di TPA Sarimukti.Sementara Pemerintah Desa Neglasari sendiri tidak bisa melarang warganya untuk tetap bekerja di sana karena inisiatif dari warganya sendiri.
"Namun pemerintah desa setempat menyatakan akan terus melakukan sosialisasi dan pembinaan kepada warganya berupa program pemberdayaan masyarakat, agar bisa merubah stigma atau pandangan negatif bekerja sebagai pemulung," pungkas Miftah.(*)