KETIK, SURABAYA – Di tengah perekonomian dunia lesu, SPS Corporate, salah satu grup industri multisektor nasional yang bergerak di bidang tisu mempertegas peran sebagai pemain penting dalam industri nasional maupun global.
Presiden Direktur PT Sun Paper Source, Ronald Rusco, menilai jika dinamika ekonomi global menjadi tantangan tersendiri bagi industri di bidang tisu.
“Tiga puluh tahun ini tentu bukan waktu yang singkat. SPS hanya bisa bertumbuh bersama para mitra dan stakeholder, baik di dalam maupun luar negeri. Tanpa mereka, perjalanan ini akan jauh lebih berat,” ujar Ronald, Kamis, 11 September 2025.
Ronald mengakui tantangan industri ke depan akan semakin berat. Meski demikian, pihaknya menargetkan pertumbuhan dua kali lipat dari kondisi saat ini dengan mengandalkan inovasi, efisiensi produksi, serta penetrasi pasar yang lebih luas.
"Saat ini kami terus berusaha menembus pasar global dengan membawa produk unggulan sehingga membawa nama baik Indonesia," terangnya.
Ronald menegaskan pentingnya peran diplomasi ekonomi dalam membuka pasar baru. Ia menilai hubungan erat dengan para duta besar dan perwakilan negara mitra menjadi strategi kunci dalam memahami karakter pasar lokal sekaligus memperluas jangkauan produk Indonesia.
“Ekspor ke 80 negara menunjukkan bahwa pasar global adalah masa depan. Harapan kami, komunikasi dan kerja sama dengan para duta besar negara-negara sahabat semakin intens. Melalui mereka, kami dapat membangun sinergi, memahami kebutuhan spesifik, sekaligus memperkuat posisi Indonesia di panggung internasional,” ujarnya.
Namun, Ronald juga menyoroti kondisi global yang penuh gejolak. Menurutnya, banyak perusahaan yang tidak mampu bertahan di tengah tekanan ekonomi dunia. Situasi ini justru dijadikan SPS sebagai momentum untuk beradaptasi dengan teknologi terbaru, meningkatkan kompetensi, sekaligus memperkuat daya saing di pasar domestik maupun internasional.
“Kondisi ekonomi sekarang memang tidak baik-baik saja. Justru itu menjadi alasan bagi kami untuk terus berinovasi, memperkuat pasar domestik, sekaligus memperluas ekspansi global yang lebih agresif,” tambahnya.
Sementara itu, Calon Dubes RI untuk Vietnam, Adam Sugiyo, menyampaikan kekagumannya atas modernisasi pabrik SPS. Ia menilai keberhasilan SPS menembus pasar global mencerminkan daya saing industri nasional.
“Saya sangat terkesan melihat langsung fasilitas pabrik SPS yang modern dan otomatis. Ini menjadi bukti bahwa Indonesia mampu menghasilkan produk berkelas dunia,” kata Adam.
Adam juga menggarisbawahi peluang pertumbuhan industri tisu global yang masih terbuka lebar. Menurutnya, konsumsi tisu di Amerika mencapai 11–15 kg per orang per tahun, di Uni Eropa sekitar 14–20 kg, sedangkan di Indonesia baru sekitar 3–4 kg per orang.
“Artinya peluang pertumbuhan masih sangat besar, baik di dalam negeri maupun internasional. Diplomasi ekonomi yang kami jalankan harus mampu menjembatani potensi produk unggulan Indonesia dengan kebutuhan spesifik di tiap negara,” ujarnya.
Ia menambahkan, diplomasi ekonomi tidak berhenti pada promosi, tetapi harus berbasis pada ekonomi intelijen, yakni pemetaan kebutuhan pasar secara mendalam yang kemudian dihubungkan dengan produk unggulan nasional.
Sementara itu, Calon Dubes RI untuk Jepang merangkap Federasi Mikronesia, Kartini Sjahrir, menilai kehadiran para dubes langsung di lokasi pabrik sangat penting untuk memahami daya saing industri nasional.
“Bagi saya sangat berarti bisa datang langsung ke pabrik dan melihat sendiri kegiatan di sini. Hal ini akan sangat membantu dalam melakukan negosiasi, pendekatan, maupun lobi dengan negara akreditasi saya, kebetulan Jepang,” katanya.
Kartini menilai kiprah SPS selama tiga dekade menjadi bukti lompatan besar industri Indonesia. Ia berharap semakin banyak perusahaan nasional yang mampu bersaing dengan standar global.
“Tidak ada yang tidak mungkin dilakukan di Indonesia karena kita memiliki sumber daya alam dan manusia yang melimpah. SPS sudah membuktikan diri melesat jauh ke depan,” ujarnya.
Apresiasi juga datang dari dunia usaha. Ketua Apindo Jawa Timur, Eddy Widjanarko, menilai SPS Corporate telah menjadi kebanggaan Jawa Timur sekaligus teladan bagi industri nasional.
“Pabriknya dikelola dengan sangat baik, profesional, higienis, serta menjaga kualitas produk hingga packaging. Semua dengan standar tinggi. Terbukti dengan ekspor ke 80 negara, SPS sudah diterima di mancanegara,” ungkap Eddy. (*)