Delegasi PWNU Jatim Tinjau Industri Perkebunan dan Pengolahan Modern di Tiongkok

29 Oktober 2025 20:01 29 Okt 2025 20:01

Thumbnail Delegasi PWNU Jatim Tinjau Industri Perkebunan dan Pengolahan Modern di Tiongkok
Delegasi PWNU Jatim ketika mengunjungi perkebunan modern di Lan Zhou Tiongkok, 29 Oktober 2025. (Foto: PWNU Jatim)

KETIK, SURABAYA – Sejak 27 Oktober 2025, delegasi Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur melakukan kunjungan ke Tiongkok.

Dalam rangkaian kegiatan tersebut, rombongan berkesempatan meninjau sejumlah industri modern di Kota Lan Zhou, termasuk perkebunan mawar modern, industri pengolahan produk susu, serta pabrik alat berat eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi.

Delegasi yang mengikuti kunjungan ini di antaranya terdiri dari Wakil Rais Syuriah KH A. Matin Djawahir, Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim KH Abdul Hakim Mahfudz, Wakil Ketua PWNU Jatim Prof. Dr. H. Suparto Wijoyo (Sekolah Pascasarjana Unair), serta Prof. Maskuri Bakri (Unisma Malang).

Prof. Suparto Wijoyo menyampaikan kesan mendalam terhadap modernisasi industri perkebunan mawar di Lan Zhou New Area Modern Agriculture Investment Group Co. Ltd.

“Saat ini industrialisasi di Tiongkok sudah maju pesat, salah satunya adalah industri bunga mawar. Terlihat sangat sederhana namun modernisasi industri perkebunan mawar merupakan suatu bentuk kesungguhan yang berawal dari kesederhanaan,” ungkapnya, Rabu (29/10/2025).

Lan Zhou New Area Modern Agriculture Investment Group Co. Ltd. mengembangkan lebih dari 100 varietas bunga mawar dengan melibatkan petani lokal sebagai tenaga kerja utama. Hal ini membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar. 

Hasil produksi mawar dari Provinsi Gansu itu tidak hanya dipasarkan di dalam negeri, melainkan juga diekspor ke negara negara tetangga. 

“Kesungguhan untuk membudidayakan bunga mawar tersebut ditunjukkan mulai dari penanaman, pemanenan hingga proses pengemasan dan pengiriman bunga mawar yang dihasilkan di Provinsi Gansu yang tidak hanya didistribusikan di market Tiongkok, namun juga market lintas negara, yaitu Jepang dan Korea,” katanya.

Ketua PWNU Jatim KH Abdul Hakim Mahfudz atau yang akrab dipanggil Gus Kikin menambahkan, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan perkebunan modern serupa, contohnya pada komoditas melon. Namun, perlu adanya pembaruan teknologi dan pemerataan modernisasi dengan dukungan pemerintah dan kemudahan perizinan investasi.

Selain meninjau perkebunan, delegasi PWNU Jatim juga berharap transfer teknologi dan pengetahuan antara Indonesia dan Tiongkok di bidang perkebunan dapat terwujud secara menyeluruh yang membawa manfaat bagi kedua negara.

Pada 28 Oktober 2025, delegasi PWNU Jatim juga mengunjungi industri pengolahan susu di Provinsi Gansu, tepatnya di Gansu Chuanqi Ganwei Dairy Co., Ltd.

Delegasi disambut hangat oleh Saleh, supervisor pabrik yang merupakan seorang muslim. Perusahaan ini mempekerjakan sekitar 1.800 karyawan dan memproduksi rata-rata 2.400 ton susu sapi setiap harinya. 

Produk yang dihasilkan diolah menjadi berbagai varian susu kemasan, keju, dan yoghurt yang dipasarkan tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga ke pasar internasional. Teknologi modern dan proses higienis yang diterapkan membuat perusahaan ini memperoleh banyak penghargaan serta sertifikasi halal dari lembaga nasional dan internasional.

Hal itu membuat produk olahan susu sapi tersebur diminati oleh sejumlah negara Islam di Timur Tengah dan Afrika Utara, khususnya Mesir. Menanggapi hal tersebut, delegasi PWNU Jatim menilai adanya kolaborasi antara Indonesia dan Tiongkok dalam pengembangan industri halal yang berdaya saing global merupakan hal yang menguntungkan. 

Selain dua sektor tersebut, delegasi PWNU Jatim juga meninjau LS Group Co. Ltd., sebuah perusahaan alat berat di Lan Zhou yang berdiri sejak 1953.

Pada awalnya, perusahaan ini mendapat bantuan teknis dari Rusia, namun setelah hubungan kedua negara memburuk pada 1958, Uni Soviet menarik seluruh tenaga ahli mereka untuk pulang.

Meski demikian, perusahaan terus berjuang dan berkembang hingga menjadi pemain besar di bidang eksplorasi dan eksploitasi minyak serta gas bumi.

“Dapat diambil pelajaran bahwa keterbatasan bukan menjadi penghalang dan alasan untuk tidak sukses, perusahaan ini menjadi buktinya bahwa mereka yang semula mengandalkan Uni Soviet mampu menjelma menjadi raksasa di bidangnya hanya dengan kerja keras, ketekunan dan keseriusan,” tutur Gus Kikin. (*)

Tombol Google News

Tags:

PWNU Tiongkok Lan Zhou Perkebunan Modernisasi teknologi Indonesia Jawa timur pondok pesantren NAHDLATUL ULAMA