KETIK, SURABAYA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan tiga kejadian bencana yang dipicu cuaca ekstrem dan banjir hingga Kamis 9 Oktober 2025 pagi.
Peristiwa tersebut terjadi di Kabupaten Solok (Sumatera Barat), Kota Dumai (Riau), dan Kabupaten Kapuas (Kalimantan Tengah).
Peristiwa pertama dilaporkan oleh BPBD Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat. Hujan deras disertai angin kencang melanda Kecamatan Tanjung Harapan dan Lubuk Sikarah pada Minggu 5 Oktober 2025, sekitar pukul 15.38 WIB.
Angin kencang menyebabkan sejumlah pohon tumbang yang menutup akses jalan kendaraan hingga merusak rumah warga.
Petugas segera mengevakuasi material serta mendata kerusakan dan korban.
Akibat cuaca ekstrem tersebut, petugas mendata ada 177 rumah warga, 14 tempat usaha, dan dua kantor pemerintahan yang terdampak tanpa menimbulkan korban jiwa.
Laporan kedua diakibatkan curah hujan tinggi di Kota Dumai, Provinsi Riau yang menyebabkan meluapnya air hingga menggenangi pemukiman warga di tiga kelurahan di Kecamatan Dumai Kota, yaitu Rimba Sekampung, Laksamana, dan Dumai Kota.
Petugas setempat melaporkan 131 rumah warga dan 3 akses jalan terdampak dengan tinggi muka air sekitar 25 sentimeter.
Petugas pun terus memantau kondisi banjir. Pada Rabu 8 Oktober 2025, air mulai berangsur surut.
Laporan bencana ketiga terjadi pada Sabtu 4 Oktober 2025 malam, ketika Kabupaten Kapuas di Provinsi Kalimantan Tengah dilanda banjir akibat hujan deras yang turun dalam durasi cukup lama.
Banjir tersebut meluas hingga menggenangi 18 desa di tiga kecamatan, yakni Kapuas Hulu, Pasak Talawang, dan Kapuas Tengah, dengan total 5.385 kepala keluarga atau 9.455 jiwa terdampak.
Selain pemukiman warga, banjir juga memengaruhi berbagai fasilitas umum, termasuk empat fasilitas kesehatan, 23 tempat ibadah, 31 fasilitas pendidikan, 20 kantor pemerintahan, serta merusak 46 jembatan dan 53 ruas jalan.
Evaluasi serta penanganan terhadap warga terdampak bencana segera dilakukan BPBD Kabupaten Kapuas.
Hingga Rabu 8 Oktober 2025, kondisi banjir masih belum surut dengan ketinggian berbeda-beda setiap waktunya.
Petugas mengingatkan warga agar tetap siaga terhadap kemungkinan naiknya permukaan air, mengingat curah hujan di wilayah hulu masih tinggi, dan segera berpindah ke lokasi aman bila situasi mengharuskan.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana.
"Pemerintah daerah bersama instansi terkait diharapkan memperkuat sistem peringatan dini serta memastikan kesiapan sarana dan prasarana penanggulangan bencana di wilayah masing-masing," ujarnya.
BNPB mengimbau masyarakat untuk waspada saat beraktivitas di luar saat hujan lebat, menjauhi area rawan bencana, memangkas dahan pohon berisiko roboh, serta rutin memantau informasi cuaca resmi agar dapat mengantisipasi sejak awal.