KETIK, CILACAP – Miliki luas sekitar 225.360,84 hektar, Kabupaten Cilacap menjadi penyumbang komoditi beras terbesar se-Jawa Tengah. Kementerian Pertanian berupaya terus menggenjot Kabupaten Cilacap di bidang pertanian.
Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, Sigit Widayanto melalui Kabid Tanaman Pangan Dispetan Cilacap, Budi Kuspriyatno menyampaikan, bahwa Cilacap perlu meningkatkan luas tambah tanam (LTT). Karena Cilacap merupakan salah satu kabupaten penyumbang komoditi beras terbesar.
"Sampai Juni saja sudah 280 ton beras surplusnya, makanya Cilacap digenjot istilah katanya seperti itu," ujarnya, saat ditemui, Rabu, 10 September 2025.
"Kebetulan kemarin ada tamu dari pusat staf ahli menteri pertanian sekitar hari Kamis tanggal 4 September 2025 datang kesini yang intinya ngecek kondisi di Cilacap seperti apa, karena memang untuk peningkatan itu sistemnya masa tanam (MT)," imbuhnya.
"Untuk awal musim tanam sekitar bulan Februari-Maret, panen sekarang ini yang terakhir Agustus atau September, jadi musim tanam kedua bulan Oktober," katanya.
Lebih lanjut dikatakan, bahwa Cilacap termasuk penyumbang Jawa Tengah dan mestinya penyumbang Nasional.
"Makanya Pak Dirjen sudah pernah kesini, dan menanyakan apa yang permasalahan Kabupaten Cilacap, salah satunya di pesisir itu sekitar 5.000 hekter sawah yang terdampak oleh air asin, makanya harus ditingkatkan," ujarnya.
"Dampak air asin itu tumbuh prepetan (rumput), kalau di kementerian itu jika dilihat seperti tanaman padi berarti produksinya meningkat, padahal itu sebenarnya rumput liar dan tidak mungkin dipanen, wong namanya rumput, itu harus diolah lagi bagaimana caranya," paparnya.
Dalam kunjungan salah satu dirjen di Kementan tersebut, langsung diajak berkunjung ke Kecamatan Patimuan dan Kawunganten.
"Di sana melihat hanya prepetan (rumput), beliau heran bisa seperti ini karena itu salinitasnya itu tinggi. Salinitas itu air yang mengandung garam yang tinggi. Makanya itu sekarang mulai intens," paparnya.
Pada saat yang bersamaan, Budi menyebut bahwa Kepala Balai Besar Perakitan Modernisasi dan Mekanisasi Pertanian (BRMP Mektan) Kementan, Lutfi, menyampaikan bahwa Kabupaten Cilacap menjadi salah satu daerah prioritas dalam program peningkatan luas tambah tanam (LTT).
Hal itu disampaikannya usai mendampingi kunjungan Dirjen Pertanian ke sejumlah lokasi di Jawa Tengah.
“Pada hari Senin sampai Rabu, Pak Dirjen ke Cilacap. Hari Senin beliau ke Sampang untuk melihat aliran air di pintu irigasi, kemudian Selasa ke Nusakambangan. Harusnya didampingi Pak Wamen, tetapi karena ada urgensi beliau kembali ke Jakarta. Kehadiran Pak Dirjen di sini dalam rangka memberikan semangat agar luas tanam bisa ditingkatkan. Kalau yang tadinya satu kali atau dua kali tanam bisa menjadi tiga kali, maka logikanya produksi akan meningkat,” ungkap Budi.
Menurutnya, pemerintah pusat mendorong agar pola panen bisa ditingkatkan. “Yang tadinya panen sekali menjadi dua kali, yang dua kali menjadi tiga kali panen. Harapan pemerintah pusat itu ditingkatkan,” ujarnya.
Tahun ini, Cilacap ditargetkan dapat mencapai luas tanam 151 ribu hektare dengan asumsi luas lahan sawah mencapai 67 ribu hektare. “Kalau dikalikan dua saja hanya 134 ribu hektare. Harapannya, dengan adanya musim tanam ketiga target bisa tercapai,” jelasnya.
Namun, Budi mengakui ada kendala di lapangan. Di Cilacap masih terdapat sekitar 5 ribu hektare lahan salin yang sulit dipanen hingga tiga kali.
“Paling bisa dua kali, itu pun baru tahun ini. Misalnya di Kawunganten ada padi salin, kalau musim tanam pertama oke, tapi biasanya agak mundur karena menunggu sawah tidak banjir. Tanam kedua bisa dilakukan kemarin, karena kita terus memberikan semangat kepada petani,” bebernya.
Ia menambahkan, target bulanan juga telah disusun untuk mencapai target tahunan tersebut. “Bulan ini pusat menargetkan 4.500 hektare, tapi target kami hanya sekitar 2.288 hektare. Tinggal dikalikan saja, kalau rata-rata 6 ton per hektare, hasilnya bisa dihitung,” paparnya.
Budi enyebut, Dirjen Pertanian juga menegaskan bahwa Cilacap memiliki peran penting dalam ketahanan pangan nasional.
“Tadi Pak Dirjen bicara, 6 ribu hektare untuk Cilacap. Kalau Cilacap sudah bisa 6 ribu, maka Jawa Tengah naik, dan diharapkan Jawa Timur serta Jawa Barat juga bisa menopang. Jadi ketahanan pangan komoditas beras cukup dari Jawa,” tandasnya. (*)