KETIK, SORONG – Maluku sejak dulu dikenal sebagai daerah penghasil rempah-rempah yang terkenal hingga ke mancanegara. Hingga kini, masyarakat Maluku masih melestarikan dan mempertahankan kekayaan alam tersebut, salah satunya cengkeh.
Bisa dibilang, cengkeh dan pala menjadi andalan utama masyarakat Maluku, di samping sektor lain seperti kopra, perikanan, dan pariwisata.
Bagi masyarakat Maluku, terutama di Seram Bagian Timur (SBT), cengkeh dan pala adalah komoditas andalan. Hampir setiap warga, termasuk para pemuda, memiliki pohon cengkeh dan pala di lahan mereka.
Bagi masyarakat Seram Bagian Timur (SBT), cengkeh dan pala bukan sekadar sumber penghasilan, tetapi juga bagian dari jati diri mereka. Berkat hasil alam ini, banyak orang tua mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga perguruan tinggi.
Di balik nilai ekonominya yang tinggi, masyarakat Seram Bagian Timur sering menghadapi masalah harga cengkeh dan pala yang tidak stabil. Kadang, harga turun drastis hingga membuat mereka mengalami kerugian.
Pemerintah daerah maupun pemerintah pusat diharapkan dapat memperhatikan potensi alam yang dimiliki masyarakat Maluku, khususnya di Seram Bagian Timur. Harga cengkeh yang terus menurun belakangan ini perlu mendapatkan perhatian serius.
Latif Kilwo, salah satu warga kampung Kwaos, Kecamatan Siritaun Wida Timur, Kabupaten Seram Bagian Timur mengatakan, meskipun harga cengkeh tidak stabil namun semangatnya untuk menjadi petani cengkeh terus dilakoni.
"Meskipun harga cengkeh tidak stabil namun semangat saya untuk bertani menanam pohon cengkeh terus saya lakoni," ungkap Latif Kilwo, Selasa 7 Oktober 2025.
"Harga tidak stabil aja kita tetap menanam pohon cengkeh apalagi jika harganya bagus pasti buat kita makin semangat dalam menanam pohon cengkeh," tambahnya dengan nada penuh semangat.
Pria yang memiliki lima anak itu mengatakan, hasil panen cengkeh telah membantu dirinya menyekolahkan kelima anaknya hingga ke perguruan tinggi.
Ia berharap ada investor yang tertarik dengan potensi cengkeh milik masyarakat Seram Bagian Timur. Pasalnya, cengkeh dari daerah ini dikenal memiliki kualitas terbaik karena ditanam secara organik tanpa menggunakan pupuk kimia.
"Tanah di daerah Seram Bagian Timur sangat cocok untuk tanaman cengkeh, di sini warga menanam cengkeh secara alami, dan cengkehnya tumbuh subur," jelas Latif Kilwo.
Dengan senyum di wajahnya, petani cengkeh itu mengungkapkan bahwa bagi dirinya, cengkeh dan pala bukan sekadar tanaman, melainkan bagian dari jati diri orang Maluku. Ia pun bertekad untuk terus merawat alam yang menjadi sumber kehidupan bagi generasi kini dan yang akan datang.