KETIK, SITUBONDO – Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo, didampingi Wakil Bupati Ulfiyah, secara resmi meluncurkan logo Hari Jadi Kabupaten Situbondo (Harjakasi) ke-207. Acara yang digelar pada Minggu malam, 27 Juli 2025 ini sekaligus menjadi momen untuk mengajak masyarakat untuk "Agustus Main ke Situbondo."
Peluncuran logo ini dilaksanakan secara hybrid, diikuti oleh seluruh camat dan kepala desa se-Kabupaten Situbondo secara virtual, serta dihadiri langsung oleh kepala OPD Pemkab Situbondo dan pengusaha di pendopo. Dalam kesempatan tersebut, Bupati dan Wakil Bupati Situbondo memaparkan asal-usul Kabupaten Situbondo.
“Kabupaten Situbondo sudah berganti nama sebanyak tiga kali. Pertama Kabupaten Besuki, Kedua Kabupaten Panarukan dan yang sekarang Kabupaten Situbondo,” jelas Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo menceritakan tentang asal usul sejarah Kabupaten Situbondo.
Ia menambahkan, terkait sejarah Besuki, terdapat dua versi yang beredar di masyarakat.
“Terkait sejarah Besuki ada dua versi. Tapi, hal ini tentu perlu adanya konfirmasi sejarah, tetapi tidak apa-apa ini saya gelindingkan karena sudah menjadi wacana umum. Pada jaman dulu ada seorang pengusaha Cina bernama Ba Su Ki, sehingga membuat nama Ba Su Ki ini cukup dikenal pada zaman dulu,” kata Bupati Situbondo yang akrab dipanggil Mas Rio.
Mas Rio menjelaskan bahwa Ba Su Ki, yang merupakan keturunan Tionghoa, mungkin menjadi identitas baru yang terkenal hingga saat ini sebagai Besuki.
“Itu salah satu versi sejarah tidak perlu disalahkan, tapi kita juga perlu menguji kebenarannya. Karena sejarah selalu bercerita tentang para penguasa. Siapa yang berkuasa, maka dia yang akan terus mendongengkan kepada siapa pun, sehingga hal itu dianggap sebuah kebenaran,” ujar Mas Rio.
Terlepas dari perdebatan sejarah, Mas Rio melanjutkan, identitas Kabupaten Situbondo saat ini telah didefinisikan dan ditetapkan oleh para pemimpin serta tokoh-tokoh, bahwa sejarah lahirnya Situbondo dimulai dari Kabupaten Besuki, yakni 15 Agustus 1818.
“Terkait Logo Harjakasi ke-207 tahun 2025 ini merujuk dari lahirnya Kabupaten Besuki 15 Agustus 1818. Logo Harjakasi ke-207 tahun 2025 melambangkan berbagai kekayaan tradisi seperti Ancak Agung, Petik Laut, Arebba, Memaca, Tajin Sora dan lain sebagainya,” jelas Mas Rio.
Adapun tiga warna yang dipilih melambangkan Kabupaten Situbondo bisa menjadi rumah bagi siapa pun antar suku, bangsa dan agama.
“Warna Orange melambangkan semangat masyarakat Situbondo yang penuh gairah, ramah, dan terbuka terhadap perubahan serta kunjungan dari luar,” jelasnya.
Sedangkan warna hijau, kata Mas Rio, melambangkan kesuburan, kedamaian dan pertumbuhan yang mewakili kekayaan alam Situbondo dari pegunungan, ladang hingga hutan dan pantai.
Untuk warna Ungu, jelas Mas Rio, melambangkan kemewahan, kebijaksanaan dan identitas lokal yang menjadi simbol kearifan lokal, budaya luhur, serta kebanggaan akan warisan sejarah dan nilai-nilai masyarakat Situbondo.
“Agustus Main ke Situbondo salah satu tema yang kita angkat dalam peringatan Harjakasi ke-207 tahun ini,” katanya.
Karena pada bulan Agustus ini, imbuh Mas Rio, banyak sekali pertunjukan unik dan menarik yang diselenggarakan dan bisa disaksikan bagi seluruh masyarakat Kabupaten Situbondo maupun masyarakat luar kabupaten Situbondo. “Ayo, Agustus Main ke Situbondo,” ajak Bupati Situbondo. (*)