KETIK, MALANG – Dinsos-P3AP2KB Kota Malang menerima laporan sebanyak 93 kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di awal semester 2025. Mayoritas, pelaku kekerasan merupakan keluarga ataupun pihak terdekat korban.
Kepala Dinsos-P3AP2KB Kota Malang, Donny Sandito menjelaskan jumlah tersebut mengalami kenaikan antara 50-70 persen dibandingkan tahun 2024. Kebanyakan kasus yang ditemukan ialah kekerasan fisik dan seksual.
"Kalau yang sudah dilaporkan ke kami itu kebanyakan kekerasan fisik. Gak ada yang dipasung. Untuk yang melakukan cenderung keluarga terdekat. Baik itu KDRT ataupun kekerasan seksual," ujar Donny, Senin 28 Juli 2025.
Donny menegaskan bahwa peristiwa kekerasan terhadap anak dan perempuan tak hanya terjadi pada keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah. Untuk itu ia mengimbau agar masyarakat dapat melapor jika mengalami ataupun mengetahui tindak kekerasan.
"Dengan adanya kenaikan (laporan) ini, justru berdampak positif karena bisa langsung kami tindaklanjuti kasusnya. Dengan banyaknya laporan dari masyarakat, berati mereka lebih terbuka dan berani speak up," lanjutnya.
Menurutnya, penurunan jumlah laporan dibanding tahun sebelumnya tidak serta-merta menunjukkan turunnya angka kekerasan. Dinsos pun berupaya untuk mengantisipasi tindak kekerasan dengan memperkuat sosialisasi.
Sebagai keluarga, diimbau untuk saling memperhatikan dan tidak menyakiti. Menunjukkan perilaku yang baik juga dapat membentuk karakter anak menjadi pribadi yang lebih baik.
"Kami harus menguatkan peran keluarga sebagai lingkungan pertama dan utama dalam membentuk perilaku. Kita gak perlu mengurusi keluarga orang lain, urusi keluarga kita dulu sendiri. Perhatikan anak-anak kita," katanya.(*)