KETIK, SIDOARJO – Sayangilah yang di bumi, maka yang di langit akan menyayangimu. Begitulah bunyi salah satu petuah bagi pemimpin. Bagi Bupati Sidoarjo Subandi, menyayangi rakyat kecil telah menjadi bagian dari jati diri pemerintahan yang dipimpinnya. Lemah lembut dan penuh kasih sayang.
Pada Jumat (18 Juli 2025), Bupati Sidoarjo Subandi menyambangi seorang janda bernama Munjiati. Perempuan berusia 66 tahun tersebut tinggal seorang diri di Kelurahan Sidokumpul, Kecamatan Sidoarjo. Lokasinya hanya sekitar 1 kilometer dari Alun-Alun Sidoarjo.
”Bu Munjiati ini dulu pamong. Kerja 26 tahun jadi perangkat di Sidokumpul,” kata seorang tetangga Munjiati di Kelurahan Sidokumpul. Meski banyak berjasa membantu masyarakat, dia justru belum menerima bantuan dari pemerintah setelah purna tugas.
Saat melihat rumah Munjiati, Bupati Subandi prihatin. Bangunan tempat tinggal perempuan lansia itu sudah tidak layak huni. Dindingnya keropos. Sebagian atap sudah ambruk. Kamar mandinya pun sudah tidak punya atap lagi. Bocor, bahkan banjir jika hujan deras.
Bupati Sidoarjo Subandi bersama Dandim Sidoarjo Letkol Dedyk Wahyu Widodo mengunjungi rumah lansia di Kelurahan Sidoklumpuk, Kecamatan Sidoarjo, pada Jumat (18 Juli 2025). (Foto: Fathur Roziq/Ketik)
Tidak jauh dari rumah Munjiati, ada rumah Madekan. Lansia itu pun tinggal dalam bangunan yang memprihatinkan. Tembok sudah lapuk. Dinding retak-retak. Atapnya puh bocor di mana-mana. Lelaki yang bekerja sebagai tukang becak itu tidak mampu memperbaikinya. Dia pasrah.
Kedatangan Bupati Sidoarjo Subandi Jumat pagi itu menghadirkan harapan luar biasa bagi Munjiati dan Madekan. Keduanya begitu bahagia. Sampai-sampai menitikkan air mata.
”Saya tidak menyangka rumah saya akhirnya bisa direnovasi,” ungkap Munjiati.
Sesekali tangannya terlihat mengusapkan kerudung. Menghapus air mata yang tidak tertahan. Dia mengaku hampir tidak punya harapan untuk memiliki rumah yang lebih baik. Hidup seadanya. Untunglah para tetangga sangat baik.
”Terima kasih banyak Pak Bupati dan Pemerintah Sidoarjo,” ucap Munjiati.
Berbeda lagi dengan Madekan. Lelaki 70 tahun itu justru tidak mampu berkata apa-apa. Dia tampak tersenyum. Kedatangan Bupati Sidoarjo Subandi membuatnya terkejut. Kulit wajahnya yang sudah keriput dan rambutnya yang telah memutih memancarkan aura bahagia.
Bupati Sidoarjo Subandi memberikan semangat kepada Madekan dan Munjiati, warga Sidokumpul, Sidoarjo, yang rumahnya rusak parah. (Foto: Fathur Roziq/Ketik)
Bupati Subandi lalu merangkul Madekan. Dia mengatakan rumahnya, juga tempat tinggal Munjiati, akan segera diperbaiki. Para lansia itu diharapkan bisa hidup lebih tenang dan terlindungi. Rumah nyaman.
”Kami sampaikan ke dinas sosial dan camat agar mempercepat prosesnya. Kami harap secepatnya rumah direnovasi dan bisa ditempati dengan baik,” ucap Bupati Sidoarjo Subandi yang pagi itu didampingi Dandim 0816/Sidoarjo Letkol Dedyk Wahyu Widodo.
Di sampingnya tampak Kepala Dinas Sosial Sidoarjo M. Misbach Munir dan Camat Sidoarjo Gundari. Mereka mengangguk. Tanpa siap melaksanakan perintah Bupati Sidoarjo Subandi. Ada pula Wakil Ketua Badan Amil Zakat dan Sedekah Sidoarjo Ilhamuddin.
Kedatangan mereka mendapat sambutan hangat masyarakat. Warga berkerumun menyambut kehadiran Bupati Sidoarjo Subandi. Mereka berebut mendekat. Lalu, meminta tolong untuk difoto oleh tetangga masing-masing. Ada pula yang malu-malu.
”Lha iku lho, Pak Bandi. Koen gak foto a,” ucap seorang emak-emak kepada bestie-nya.
Dia berdiri agak jauh di mulut gang. Namun, diam-diam, mengarahkan kamera ponsel untuk memvideo Bupati Sidoarjo Subandi. Lalu, sesekali mengarahkan kamera ke wajahnya sendiri. Saat itulah, Bupati Sidoarjo Subandi lewat.
”Bu, monggo nggih. maturnuwun,” sapa Bupati Sidoarjo Subandi dengan lembut. Sambil berpamitan untuk melanjutkan perjalanan ke Porong.
”Nggih Pak Bandi,” ucap emak-emak itu spontan.
Rumah Warga Porong Lebih Parah
elesai mengunjungi warga Kelurahan Sidokumpul, Bupati Sidoarjo Subandi menuju Dusun Porong, Kelurahan Porong, Kecamatan Porong. Itulah rumah pasangan Suwandi dan Enny Marzuqo. Tempat tinggal mereka juga rusak parah.
Saat Bupati Sidoarjo Subandi tiba, Enny Marzuqo tampak menunggu di gang depan rumahnya. Puluhan emak-emak lain juga berkerumun. Mereka juga ikut menanti kedatangan rombongan bupati yang diikuti oleh Dandim Letkol Dedyk Wahyu Widodo, Kepala Dinas Sosial Misbahul Munir, Camat Porong Chorul Anam, Lurah Porong Jamilah.
Begitu tiba, Bupati Sidoarjo Subandi langsung masuk ke rumah pasangan Suwandi dan Enny Marzuqo. Bangunannya panjang. Dari depan belum terlihat kerusakan. Cuma tampak kusen jendela dan pintu yang sudah tua. Barulah sampai di ruang tamu. Dindingnya suda retak. Temboknya terbelah.
Kondisi kamar depan lebih parah. Atapnya ambrol. Bambu-bambu bekas atap berserakan. Genting hancur. Berkeping-keping. Begitu pula ruang tidur belakang. Hampir seluruh lantai penuh puing-puing plafon dan atap yang ambruk. Kamar itu sudah lama tidak dipakai.
Puing-puing kamar rumah Enny Marzuqo yang sudah ambruk masih berserakan. (Foto: Fathur Roziq/Ketik)
Bagian dapur tidak kalah parah. Atapnya tinggal separo. Yang lain sudah ambruk. Cuma tersisa reng dan usuk dari bambu. Posisinya menggantung karena sudah tidak berfungsi lagi. Yang tampak membahayakan adalah tembok belakang.
Batu-bata tua masih terlihat menjulang. Tidak ada ikatan kayu penyangga kekuatan setelah atap ambruk. Lapisan semennya pun telah berguguran di makan usia. Kalau hujan deras, air langsung masuk dan menimbulkan banjir. Suami-istri itu tak mampu memperbaiki dengan biaya sendiri.
Bukti Pemerintah Kabupaten Sidoarjo Hadir
Kepada Enny Marzuqo, Bupati Sidoarjo Subandi Pemkab Sidoarjo siap membantu. Rumah mereka segera direhab. Pemkab Sidoarjo, melalui Baznas, akan merehab bangunan itu agar penghuniinya bisa hidup lebih baik.
”Kondisi seperti ini tidak boleh dibiarkan. Pemerintah harus hadir,” kata Bupati Sidoarjo Subandi.
Pemkab Sidoarjo akan bergerak cepat membantu perbaikan rumah Munjiati dan Madekan di Kelurahan Sidoklumpuk, serta rumah Enny dan Suwandi di Kelurahan Porong. Tiga rumah tersebut tergolong rumah tidak layak huni (RTLH) dan perlu segera diperbaiki.
Proses verifikasi teknis akan dilakukan agar pelaksanaan pembangunan bisa dimulai secepatnya. Dinas Sosial Sidoarjo, Camat Porong, Lurah Porong, serta Baznas diperintahkan menindaklanjutinya.
”Memperbaiki rumah tidak layak huni bukan sekadar memperbaiki bangunan. Ini juga sebagai bentuk kepedulian pemerintah kepada masyarakat kecil agar mereka bisa hidup lebih sehat dan sejahtera,” ungkap Bupati Sidoarjo Subandi.
Dengan begitu, masyarakat umum dan warga Kabupaten Sidoarjo bisa merasakan kehadiran pemerintah dalam kehidupa sehari-hari. Warga penerima bantuan merasa sangat bersyukur mendapatkan perhatian pemerintah daerah. Perhatian yang baik dari pemimpin kepada rakyatnya.
”Ini seperti mimpi. Selama ini kami hanya bisa berdoa. Sekarang akhirnya ada harapan. Semoga bantuan ini membawa keberkahan untuk semua,” kata Enny Marzuqo.
Bupati Sidoarjo Subandi melayani permintaan foto bersama emak-emak warga Kelurahan Porong, Kecamata Porong. (Foto: Fathur Roziq/Ketik)
Seperti di Kelurahan Sidoklumpuk, Bupati Sidoarjo Subandi selalu menyempatkan diri memenuhi permintaan emak-emak untuk berfoto. Saat hendak pamit dari rumah Enny Marzuqo, puluhan emak-emak tetangganya sudah menunggu di depan rumah. Bergantian minta foto bersama.
Saat itulah ada yang menawari untuk menikmati sajian yang telah disiapkan. Ada buah-buahan dan minuman di meja. Tidak jauh dari rumah Enny Marzuqo. Namun, Bupati Sidoarjo Subandi serta Dandim Letkol Dedyk memilih pamit. Ada kegiatan lain.
Bupati Sidoarjo Subandi mengucapkan terima kasih. Harapannya adalah doa dari masyarakat agar para pemimpin Sidoarjo diberi kesehatan dan keselamatan saat melaksanakan amanah.
”Maturnuwun Bu. Mohon doanya saja nggih supaya kami diparingi sehat dan selamat,” ungkap Bupati Sidoarjo Subandi.
”Amiiin,” ucap emak-emak itu serentak.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Sidoarjo M. Misbachul Munir mengatakan, dinas sosial terus memperbarui data masyarakat yang berhak atau tidak berhak menerima bantuan dari pemerintah. Konversi data dilakukan dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) ke Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
”Ada koreksi dan evaluasi oleh operator desa setelah dilakukan sampling,” kata Misbachul Munir. (*)