KETIK, SIDOARJO – Kali Pelayaran di Kecamatan Taman, Sidoarjo, selalu menjadi perhatian penting Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air (BM SDA) Kabupaten Sidoarjo. Sungai tersebut berfungsi sebagai saluran irigasi sekaligus sumber bahan baku IPA Perumda Delta Tirta.
Kepala Dinas PU BM SDA Sidoarjo Dwi Eko Saptono mengatakan, pengelolaan Kali Pelayaran merupakan wewenang pusat, yaitu Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Kewenangan itu didelegasikan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perusahaan Umum Jasa Tirta.Anggota Satgas Sungai Dinas PU Bina Marga Sidoarjo membantu membersihkan Kali Pelayaran. Mereka mendorong sampah agar mudah diangkat ke dalam truk. (Foto: Fathur Roziq/Ketik) warga di sepanjang sungai. Penduduk Desa Pertapan Maduretno, Tanjungsari, Krembangan, dan Tawangsari.
Namun, yang disayangkan, masih warga di sepanjang Sungai Pelayaran yang membuang sampah ke kali itu. Baik sampah rumah tangga, warung, maupun sumber lain. Sampah-sampah itu mengotori sungai. Yang terberat kondisinya ada di perbatasan Desa Krembangan dan Tanjungsari.
”Kami minta tolong warga jangan buang sampah ke sungai. Manfaatkan TPST (tempat pengelolaan sampah terpadu) di desa,” kata Dwi Eko Saptono.
Dinas PU Bina Marga, lanjut dia, sudah berkali-kali membersihkan kali yang juga berfungsi utama sebagai saluran irigasi tersebut. Pembersihan dilakukan pada November 2024, Februari 2025, dan Juni 2025 lalu. Pembersihan dilakukan sudah sepanjang sekitar 2,8 kilometer.
”Mulai pagi tadi (Senin 7 Juli 2025), kami bekerja sejak pukul 09.00 hingga 15.30. Belum istirahat sama sekali,” ungkap Dwi Eko Saptono. Puluhan truk sampah diangkut ke tempat pembuangan desa setempat. Truk itu milik Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo.
Di lokasi, alat berat terlihat mengangkat kotoran dari sungai. Macam-macam jenisnya. Ada sampah rumah tangga. Seperti tas plastik, kain, kertas, dan sisa sayuran. Namun, banyak pula bekas-bekas makanan dari warung. Misalnya kotak stereoform. Popok bayi juga sering ditemukan mengapung. Kotor. Berbau.
Pembersihan bakal terus berlangsung ke arah hilir. Alat-alat berat, seperti ekskavator, disiagakan di lokasi. Sampai menginap di desa. Paginya kerja lagi. Karena itulah, pernah juga peralatan ekskavator dicuri orang. CPU yang kualitasnya baik senilai Rp 600 ribuan hilang. Kerja peralatan berat pun terganggu.
”Saya sampai bilang. Kalau mau kembalikan CPU itu, saya beli lagi,” ujar Dwi Eko Saptono.
Truk pengangkut sampah menumpahkan muatan kotoran dari sungai ke tempat pembuangan di Desa Krembangan, Kecamatan Taman. (Foto: Fathur Roziq/Ketik)
Sementara itu, warga sekitar Desa Krembangan mengaku tidak membuang sampah ke sungai. Mereka memanfaatkan tempat pembuangan sampah di desa.
Warga setempat menuding pembuang sampah bukanlah penduduk sekitar. Sampah itu diklaim dilempar pengguna jalan atau hanyut dari wilayah Kecamatan Krian. Posisinya ada di hilir sungai.
”Kalau malam kadang bau. Kadang juga tidak,” jelas Umi, warga Desa Krembangan.
Dinas PU Bina Marga Sidoarjo pun mendukung rencana pemasangan sekat atau jaring di perbatasan masing-masing desa. Pemkab Sidoarjo berencana membantu pengadaan sekat sampah itu. Kepala-kepala desa pun siap menerimanya. (*)