KETIK, LUMAJANG – Setelah ditemui Pimpinan DPRD Lumajang, BPN Wilayah Jawa Timur berencana akan megunjungi kawasan Hak Guna Usaha (HGU) PT. Kalijeruk Baru (KJB) di Randuagung Lumajang.
Kunjungan BPN Jatim ini dilakukan untuk mendata dan mendokumentasikan kemungkinan pelanggaran tata kelola kawasan HGU yang dikelola oleh PT. KJB.
Komitmen BPN Wilayah Jatim ini akan dilakukan setelah tiga Pimpinan DPRD Luumajang masing Ketua DPRD Lumajang Hj. Oktafiyani SH, dan dua Wakil Ketua masing-masing Solikin SH dan H. Sudi melakukan audiensi dengan BPN Wilayah Jatim di Surabaya, pada hari ini, Kamis (24/7).
Usai pertemuan denga DPRD Lumajang, BPN Wilayah Jatim akan melakukan tiga langkah penting terkait HGU PT. KJB Randuagung Lumajang.
Tiga langkah itu, menurut Ketua DPRD Lumajang Oktafiyani SH, BPN Provinsi menginginkan adanya GTRA (Gugus Tugas Reformasi Agraria) di Lumajang, Tim dari BPN Provinsi akan melakukan pemantauan terhadap aktivitas PT. KJB dan akan melakukan inventarisasi dan dokumentasi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh PT. KJB.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, PT. KJB telah merubah dan menebang tanaman keras dan menggantinya dengan tanauman tebu. Hal ini memicu terjadinya kekhawatiran dari warga sekitar kawasan HGU akan terjadinya banjir, longsor dan mengecilnya sumber mata air, yang sangat penting bagi warga setempat.
Atas aduan warga dari sejumlah desa di dekat kawasan HGU di Kecamatan Randuagung tersebut, telah beberapa kali dilakukan pertemuan dengan warga, salah satunya melibatkan PT. KJB selaku pemegang HGU.
Usai beberapa kali Rapat Dengar Pendapat tersebut DPRD Lumajang mengirim surat rekomendasi kepada Bupati Lumajang Lumajang untuk penghentia aktivtas PT. KJB dan rekomendasi tersebut telah diteruskan kepada PT. KJB.
"Kami berharap melalui konsultasi ke BPB Jatim ini bisa segera menuntaskan permasalahan HGU PT. KJB dan permasalahan dengan masyarakat di wilayah HGU tersebut," kata Ketua DPRD Lumajang Hj. Oktafiyani.
Sebelumnya PT. KJB menanan sejumlah tanaman keras seperti kakau, karet dan kopi. Belakangan tanaman tersebut ditebang dan diganti dengan tanaman tebu.
"Kami sedang melakukan peremajaan tanaman, nanti akan kami kembalikan ke tanaman semula," kata Mayo Walla, Direksi PT KJB. (*)