KETIK, ACEH SINGKIL – Box Culvert di Desa Tuhtuhan, Kecamatan Simpang Kanan, Aceh Singkil, yang dibangun menggunakan dana desa (DD) 2023, kini dilaporkan ambruk. Pengurus Cokro Prawiro Nusantoro (CPN) menilai kualitas pengerjaan proyek tersebut kemungkinan menjadi penyebab kerusakan dini.
"Investigasi kami di lapangan, terkuat rumor monopoli dan upaya mengelabui mata masyarakat yang dipraktekkan oleh oknum kepala desa pada kegiatan fisik, papan informasi proyek tidak dipasang, TPK hanya formalitas," ujarnya.
Persoalan kualitas pengerjaan maupun daya tahan proyek tampak diabaikan. Padahal, box culvert berukuran 2x5 meter ini menghabiskan anggaran lebih dari Rp100 juta, kata Dalian Bancin, Ketua LSM Cokro Prawiro Nusantoro (CPN) Aceh Singkil, Minggu, 9 November 2025.
Tragisnya, ambruknya box culvert tersebut kini menyulitkan warga dalam mengangkut hasil pertanian dan perkebunan mereka.
"Cost pasti semakin bengkak, di tengah kesulitan ekonomi sekarang," jelasnya.
"Hitungan kami usia box culvert belum genap dua tahun, namun kontrak kerja ke masyarakat hampir berakhir. Artinya box culvert dibangun dengan biaya Rp100 juta lebih, baru dimanfaatkan dua tahun, maka Rp50 juta lah setahun biaya operasionalnya," sebutnya geram.
Semestinya, kata Dalian, menurut pengetahuannya standar mutu proyek infrastruktur dari Kementerian Pekerjaan Umum minimal bertahan 5 tahun hingga maksimal 20 tahun. “Ini belum genap dua tahun, sudah ambruk,” tegasnya.
Ia meminta Aparat Penegak Hukum (APH) untuk tidak tinggal diam, terutama Inspektorat Aceh Singkil. “Jangan menunggu laporan dari masyarakat baru bergerak. Audit desa jangan hanya di kantor, lihat lapangan walau kilat sepatumu sedikit berkubang, itu bagian abdimu,” tegas Bancin.
Sementara itu, Kepala Desa Tuhtuhan, Aslan Tumangger, belum memberikan tanggapan saat dikonfirmasi Ketik.com melalui WhatsApp. Pesan sudah terlihat centang dua, namun tidak dibalas hingga berita ini dikirim ke redaksi. (*)
