KETIK, SURABAYA – Tim gabungan masih mencari empat korban hilang akibat bencana banjir yang terjadi di Provinsi Bali pada Selasa, 9 September 2025.
Berdasarkan siaran pers diterima di Surabaya, Selasa, 16 September 2025, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), penanganan darurat masih berlangsung di tujuh wilayah terdampak.
“Yakni Kota Denpasar, Kabupaten Jembrana, Gianyar, Klungkung, Badung, Tabanan, dan Karangasem,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Data terbaru menunjukkan dampak bencana di Bali cukup besar, baik dari sisi korban jiwa maupun kerugian material.
Selain empat orang masih dalam proses pencarian, hingga Senin, 15 September 2025 data Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BNPB mencatat 18 orang meninggal dunia, 6.309 Kepala Keluarga (KK) terdampak, serta 157 jiwa mengungsi di sejumlah titik.
Upaya pencarian korban, kata dia, masih terus dilakukan hingga sore ini meski menghadapi berbagai kendala di lapangan, termsuk evaluasi penanganan pencarian akan dilakukan hari ini.
Sementara itu, usai kejadian, dampak material juga cukup besar, mencakup 520 unit fasilitas umum rusak, 3 jembatan putus, 23 titik jalan rusak, 82 tembok atau penyengker jebol dan 194 unit rumah rusak.
Kota Denpasar mengalami kerusakan sebanyak 474 fasilitas umum rusak, sementara Kabupaten Jembrana paling terdampak pada rumah warga dan infrastruktur jalan.
Di Kabupaten Karangasem, 1 jembatan dilaporkan putus, 47 rumah rusak, serta 14 bendungan terdampak.
Selain itu, koordinasi lintas wilayah juga diperkuat dengan penetapan status tanggap darurat serta pembentukan pos komando. Status tanggap darurat telah ditetapkan di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota terdampak mulai 10-17 September 2025.
Pos Komando Penanganan Darurat dibentuk di Desa Kusamba, Kabupaten Klungkung, untuk memusatkan koordinasi lintas wilayah.
Hingga kini, pemantauan dan penanganan darurat di Bali masih terus dilakukan oleh BNPB dan BPBD setempat.
BPBD Provinsi Bali bersama BPBD kabupaten/kota melaksanakan penanganan darurat, termasuk penyedotan air, pembersihan material, serta pembukaan akses jalan agar aktivitas masyarakat dapat segera pulih. (*)