KETIK, SURABAYA – Banjir bandang terjadi di Pulau Bali terlebih di Denpasar berdampak serius pada arus transportasi darat menuju Bali. Hal ini terlihat di Terminal Tipe A Purabaya, Bungurasih, Waru, Sidoarjo. Arus penumpang bus menuju Bali yang biasanya ramai tampak lengang, Sabtu 13 September 2025.
Berdasarkan pantauan Ketik, beberapa bus arah Bali tidak banyak penumpang yang naik. Jumlah penumpang bus tujuan Pulau Dewata tercatat turun hingga 50 persen.
Pengurus PO Bus Bali Perdana, Umar, mengatakan penurunan jumlah penumpang sudah terasa sejak banjir melanda. "Kalau biasanya satu kali jalan bisa dapat 10 penumpang, sekarang paling banyak hanya lima orang," kata Umar saat diwawancarai di lokasi, 13 September 2025.
Tak hanya jumlah penumpang yang menurun, banjir juga memutus jalur utama via Negara, Jembrana. Kondisi ini memaksa bus memutar jauh melewati Singaraja, Buleleng. Akibatnya, biaya operasional membengkak dan waktu tempuh perjalanan hampir dua kali lipat.
"Biasanya solar habis sekitar Rp1,3 juta, sekarang bisa Rp1,5 sampai Rp1,6 juta. Perjalanan yang biasanya 12 jam, sekarang hampir 24 jam," terang Umar.
Hal senada disampaikan pengurus PO Bus Angkasa, Mas Banyak. Menurutnya, keterlambatan kedatangan bus kini tak bisa dihindari.
Kendati demikian, para pengusaha bus berharap kondisi segera membaik agar arus transportasi kembali lancar, jumlah penumpang meningkat, serta jadwal perjalanan dapat kembali normal.
"Kalau kondisi banjir seperti ini, sampai Bali bisa pukul 17.00 WIB. Jadi hampir seharian penuh di jalan," jelasnya.
Sedangkan salah satu penumpang, Rahayu mengaku dirinya harus kembali ke Bali untuk berkerja usai libur. "Meskipun mengkhawatirkan tapi saya harus kembali bekerja," jelasnya.
Hal senada diungkapkan penumpang lainnya, Gusti mengaku harus kembali ke Bali untuk memastikan keluarga besarnya di sana. "Menengok keluarga disana, karena memang sempat dapat kabar sempat kena dampak Banjir," terangnya. (*)