KETIK, SITUBONDO – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Besuki Kabupaten Situbondo bekerjasama dengan Klinik Mata Tritya Surabaya kembali melaksanakan bakti sosial operasi katarak. Sejak tahun 2023 himgga sekarang, tercatat sudah 9 kali operasi katarak ini dilaksanak di RSUD Besuki, Sabtu 15 Oktober 2025.
Operasi katarak yang ditangani oleh dr Armanto Sidohutomo dengan 4 dokter senior lainnya serta ditunjangn dengan alat canggih seperti phaco, operasi tanpa suntikan cukup dengan tetes mata, operasi tanpa jahitan dan menggunakan lensa tanam yang berkualitas tersebut dilakukan untuk yang kesembilan kali dari tahun 2023 hingga sekarang tahun 2025.
Direktur operasional Klinik Mata Tritya Surabaya, drg Retnowati mengatakan bahwa, operasi katarak yang dilakukan dari tahun 2023 hingga sekarang tahun 2025 di RSUD Besuki Situbondo sudah menyembuhkan kurang lebih 700 pasien katarak.
"Dari tahun 2023 hingga sekarang, kami melaksanakan operasi katarak gratis di RSUD Besuki Situbondo ini. Alhamdulillah, pasien yang habis operasi rata-rata sembuh dan bisa melihat kembali," jelas drg Retnowati.
Sementara itu, Direktur RSUD Besuki Situbondo, dr. H. Imam Haryono mengatakan, target operasi 251, tapi yang lolos skrening ada 65 pasien yang layak dilakukan operasi hari ini. "Bakti sosial operasi katarak gratis ini, kita bekerjasama dengan Klinik Mata Tritya Surabaya. Pasien di tangani oleh dokter dokter spesialis mata, diantaranya dokter Armanto Sidohutomo dan menggunakan alat alat serba canggih," kata dr Imam.
Dilain pihak, Ketua TP PKK Kabupaten Situbondo, Rusna Laili saat memantau secara langsung operasi katarak di RSUD Besuki mengatakan bahwa, kegiatan positif ini agar terus dilaksanakan berkelanjutan.
"Alhadulillah berlangsung lancar dan, operasi katarak ini memang benar-benar dibutuhkan masyarakat. Karena setiap kita buka pendaftaran operasi katarak ini, jumlah pasiennya selalu bludak atau melebihi kuota," jelas istri Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo.
Lebih lanjut, Mbak Una, panggilan akrabnya mengatakan bahwa, saat ini Kabupaten Situbondo sedang dilakukan penilaian lapangan IGA dari Kemendagri pada Program Soca Merah. "Semoga Kabupaten Situbondo kembali mendapat penghargaan IGA dari Kemendagri," kata Mbak Una.
Keterangan yang disampaikan Dokter Spesialis Mata, Armanto Sidohutomo mengatakan bahwa rata rata yang menjani operasi katarak ini mendekati kebutaan. Selain, faktornya kataraknya sudah banyak yang keras, pasienya rata-rata usia tua.
"Tapi, karena kita menggunakan alat-alat serba canggih dalam melaksanakan operasi, sehingga operasi tersebut berlangsung aman dan lancar," jelas dokter Armanto Sidohutomo.
Lebih lanjut, dr Armanto Sidohutomo mengatakan, ada tiga pasien yang tidak datang, dan lima lainnya tensinya sangat tinggi yakni 200 lebih. Dan ada juga yang gulanya hingga 400, sehingga tidak bisa kami operasi. Dari 65 yang lolos skrening yang bisa menjalini operasi hari ini hanya 57 pasien,” jelasnya.
Tak hanya itu yang disampaikan dr Armanto Sidohutomo, namun dia juga menambahkan bahwa sebagian besar kasus katarak karena proses penuaan. Bahkan ada pasien yang 5 tahun tak bisa melihat, dan seorang peserta berusia 88 tahun dengan katarak yang sudah mengeras seperti batu. “Setelah operasi, kami berharap penglihatannya kembali normal,” kata dr. Armanto.
Menurut drArmanto Sidohutomo, masyarakat Kabupaten Situbondo memiliki risiko katarak lebih tinggi karena banyak bermukim di wilayah pesisir. “Paparan sinar matahari dan pantulan air laut mempercepat risiko katarak. Hipertensi, kolesterol, dan asam urat yang tidak terkontrol juga memperparah kondisi katarak,” jelasnya
Dalam kegiatan ini, kata dr Armanto Sidohutomo, tim medis Klinik Mata Tritya Surabaya membawa mikroskop operasi canggih dan mesin fakoemulsifikasi modern. “Pasien bisa langsung melihat dalam jangka satu hari. Hingga hari ini, tidak ada kesulitan maupun kegagalan dalam operasi. Kagitan ini sudah dilaksanakan ke-9 kalinya,” pungkas dr. Armanto. (*)
