KETIK, MALANG – Sebanyak 6 orang santri asal Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, turut menjadi korban runtuhnya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo pada 29 September 2025 lalu.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh Camat Kedungkandang, Fahmi Fauzan. Ia menjelaskan bahwa keenam santri selamat dari musibah tersebut. Namun 2 orang di antaranya mengalami luka ringan, dan 4 orang lainnya tidak mengalami cidera.
"Benar, ada warga Kecamatan Kedungkandang yang menjadi korban reruntuhan bangunan di Ponpes Al Khoziny. Khususnya dari Kelurahan Kedungkandang dan Kelurahan Lesanpuro," ujar Fahmi, Jumat 3 Oktober 2025.
Diketahui bahwa dari 6 santri tersebut, 4 anak berasal dari Kelurahan Kedungkandang, dan 2 anak dari Kelurahan Lesanpuro. Namun Fahmi belum dapat memastikan informasi detail terkait keenam santri tersebut.
"Kami belum sampai detil itu, mulai kapan, kelas berapa, atau berapa lama sudah di sana. Namun mudah-mudahan tidak berkembang lagi. 2 korban hanya luka ringan, insyaallah tidak ada luka berat dan bisa segera melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren," lanjutnya.
Peristiwa tersebut juga telah dilaporkan pada Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang untuk penanganan selanjutnya. Fahmi mengaku tetap akan memantau perkembangan lebih lanjut.
"Sampai saat ini belum ada arahan detil, tapi kami akan tetap memantau dan mengikuti perkembangan khususnya bagi warga Kedungkandang," sebutnya.
Sebagai informasi, musibah yang terjadi di Ponpes Putra Al Khoziny Sidoarjo tersebut terjadi saat para santri sedang menunaikan salat Ashar berjamaah. Dari keterangan Abdul Salam Mujib, bangunan tersebut dalam tahap renovasi yang telah berlangsung sekitar 9 bulan.
Hingga saat ini proses evakuasi dan pencarian santri masih terus berjalan. Pada pagi sekitar pukul 07.30 WIB, Tim Basarnas berhasil menemukan 2 orang santri di area tempat wudhu. Penemuan tersebut menambah jumlah korban meninggal dunia menjadi 9 orang. (*)