KETIK, ACEH SINGKIL – Sebanyak 40 guru se Aceh Singkil, dilibatkan pada sosialisasi anti kekerasan seksual di lingkungan sekolah, Selasa, 16 Desember 2025, di Alviya Hotel Pulo Sarok.
Ke-40 unsur pengajar tersebut terdiri atas, guru-guru TK, SD, SMP, M.TsN, MAN, dan dari Pondok Pesantren.
"Sosialisasi dimaksudkan untuk dapat mengetahui dan menjelaskan penerapan sanksi bagi pelaku pelecehan seksual terhadap anak, dan menganalisis faktor-faktor utama penyebab pelecehan tersebut, " kata Afrida Nur, selaku kabid perlindungan anak.
Ia juga mengharapkan semua peserta dapat menyimak paparan dari narasumber dengan baik, sehingga nanti mampu mentransfer ilmu ke dewan guru dan siswa di sekolah masing-masing, pintanya.
Dwi Sumi Rahayu, penyuluh sosial muda DP3AP2KB Aceh Singkil, mengungkapkan bahwa semua pihak harus berperan dalam pengawasan pencegahan indikasi tindakan pelecehan maupun bullying terhadap siswa baik disekolah maupun luar sekolah.
"Anak adalah generasi kita, mari cegah dan tangkal segala upaya indikasi tindakan pelecehan. Sejak Januari hingga Agustus kemarin ada 10 kasus aneka kekerasan terhadap anak yang dilaporkan, target kita tahun depan dapat ditekan," ucapnya.
Sementara, Ps Kanit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) Polres Aceh Singkil, Bripka.Rija Fahmi, mengakui bahwa kepolisian pada prinsipnya tetap mengejar dari indikator niat jahatnya.
Bagi orang dewasa, tambah Rika, yang diduga telah melakukan pelecehan seksual terhadap anak dibawah umur dapat di ancam hukuman cambuk sebanyak 90.kali cambukan, kata Rija.
"Nggak ada aturan didalam hukum kasus pelecehan seksual dapat diselesaikan secara adat di kantor desa. Tidak ada aturan itu, harus secara hukum, terkadang mengingat rasa malu dan trauma para pihak kerap menyelesaikan kasus disekolah maupun di desa," ungkapnya.(*)
