KETIK, SURABAYA – Provinsi Jawa Timur kembali borong gelar juara, kali ini raih prestasi di Ajang Program Komunitas untuk Iklim (ProKlim) Indonesia Tahun 2025 yang diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup. Provinsi Jatim dapat perolehan 21 Trophy Proklim dan menjadi provinsi terbanyak dibandingkan provinsi lain di Indonesia.
Rinciannya, Jatim mendapatkan perolehan 8 (delapan) penerima untuk Thropy ProKlim Lestari. Untuk Thropy ProKlim Utama Provinsi Jatim memperoleh 13 penerima. Jatim juga mendapat 96 Sertifikat Proklim Utama dan 65 Proklim Madya.
Penghargaan tersebut diserahkan Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Republik Indonesia Hanif Faisol Nurofiq kepada Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jatim Nurcholis mewakili Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di acara Penyerahan Apresiasi Pembina Proklim Tahun 2025 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin 1 Desember 2025.
Atas prestasi membanggakan ini, Gubernur Khofifah menyebut merupakan motivasi bagi semua pihak untuk terus menjaga, meningkatkan dan merawat kualitas lingkungan hidup.
“Kami di Jatim bersama seluruh elemen dan lintas sektor tak kenal lelah berupaya menanggulangi perubahan iklim dengan mengurangi emisi gas rumah kaca. Salah satu yang sangat masif kita lakukan adalah penanaman mangrove sebagai sumber cadangan carbon,” tegas Gubernur Khofifah.
Khofifah menguraikan, merupakan hal penting untuk mengurangi emisi, menghasilkan oksigen lebih banyak, dan menekan dampak perubahan iklim dan mitigasi bencana seperti banjir, longsor dan kekeringan, sesuai dengan P.84 tahun 2016 tentang Program Kampung Iklim dan Keputusan Menteri LH Nomor 1679 tahun 2024 tentang Rekonseptualisasi Program Komunitas untuk Iklim.
"Setiap individu dapat berkontribusi dalam mitigasi dengan cara mengurangi penggunaan kantong plastik, tidak membuang sampah sembarangan, membatasi penggunaan kendaraan bermotor, menggunakan sarana transportasi umum, hemat listrik dan air, serta menanam pepohonan," jelasnya.
Di berbagai kegiatan, Gubernur Khofifah secara aktif melakukan penanaman mangrove, pelepasan burung, pelepasan bibit kepiting dan ikan, serta edukasi terkait mangrove sebagai upaya menjaga ekosistem lingkungan.
“Dalam empat tahun terakhir, luasan mangrove di Jawa Timur juga terus meningkat signifikan. Rata-rata penambahan lebih dari 900 hektare per tahun, dengan total kenaikan mencapai 3.618 hektare (setara 13,29 persen) sejak 2021,” jelasnya.
Juga dengan semangat pengelolaan sampah rumah tangga dari sumbernya melalui program nasional bank sampah Pemerintah Provinsi Jatim memiliki 5.170 bank sampah yang menjadikan provinsi dengan Bank Sampah terbanyak secara nasional. Selain memberi manfaat ekonomi, sosial budaya, bank sampah berkontribusi dalam pengurangan pencemaran tanah dan air, sampah yang terkelola dengan baik tidak lagi tercecer, mencegah pencemaran tanah dan sumber air oleh zat-zat berbahaya.
Mitigasi perubahan iklim, penimbunan sampah organik dan anorganik di TPA menghasilkan gas metana (CH4), yang merupakan gas rumah kaca sangat kuat, 25 kali lebih efektif memerangkap panas daripada karbon dioksida (CO2). Dengan memilah dan mengurangi sampah ke TPA, bank sampah turut mengurangi emisi metana dan karbon diokasida.
"Melalui program Mangrove Lestari, kita berkomitmen memperkuat ketahanan lingkungan dan berkontribusi nyata terhadap target Net Zero Emission 2060. Ini adalah ikhtiar Jawa Timur untuk menjaga bumi agar tetap lestari bagi generasi mendatang," tegasnya.
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengatakan, pengembangan ProKlim tidak hanya melihat dari sisi kuantitas tetapi juga dari sisi kualitas dan kontinyuitas atau keberlanjutan aksi ProKlim.
ProKlim juga menjadi bagian upaya pencapaian target NDC Adaptasi yang diperjelas dalam dokumen NAP untuk mencapai ketahanan pangan, air, energi, kesehatan serta ketahanan ekosistem dan kebencanaan. (*)
