Waspada Cacar Api dan RSV Pada Lansia, Kapan Sebaiknya Vaksin?

6 Juli 2025 23:30 6 Jul 2025 23:30

Thumbnail Waspada Cacar Api dan RSV Pada Lansia, Kapan Sebaiknya Vaksin?
Dokter Jeany Thalia Hartono menjelaskan vaksin cacar api kepada pasien sebelum disuntikkan, di Ciputra Hospital, Surabaya, Minggu 6 Juli 2025. (Foto: Fitra/Ketik)

KETIK, SURABAYA – Cacar api atau herpes zoster merupakan virus yang sama penyebab cacar air. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, salah satunya lansia yang mempunyai imunitasnya mulai melemah.

Manifestasi virus cacar air ini ternyata menular. Terlebih bagi lansia yang usianya di atas 50 tahun. Untuk meminimalisir penularan virus cacar api dengan vaksin.

"Vaksin bisa diberikan mulai usia 18 tahun ke atas," kata Dokter Wisnu Triadi N, spesialis kulit dan kelamin dari Ciputra Hospital, Minggu 6 Juli 2025.

Lantas bagaimana, jika seseorang sudah pernah terkena cacar api namun baru memutuskan vaksin? Menurut Dokter Wisnu, masih bisa dilakukan karena sebagai menguat imunitas tubuh terhadap virus.

"Berdasarkan penelitian dan data yang pernah saya baca. Meskipun sudah pernah (terkena cacar api), vaksin itu akan menurunkan kemungkinan terkena lagi. Ada pasien saya bahkan sudah kena cacar api 3-4 kali," jelasnya.

Pemberian vaksin cacar api, dianjurkan dua kali. Hal ini dilakukan untuk memberikan tambahan imunitas pada tubuh.

"Memang sekali vaksin bisa memberikan perlindungan terhadap virus penyebab cacar api. Tapi tidak optimal. Kalau vaksin dua kali, bisa lebih optimal. Seingat saya, perlindungan vaksin terhadap virus cacar api bisa 90 persen," ungkapnya.

Selain cacar api, virus lain yang mengintai lansia adalah Respiratory Syncytial Virus (RSV). Virus ini masuk ke dalam tubuh melalui droplet, misalnya saat bersin dan batuk.

Gejala RSV mirip seperti flu dan pilek. Virus ini berisiko menyerang orang-orang dengan daya tahan tubuh yang masih lemah, seperti lansia.

Sama halnya dengan cacar api. Cara mencegah tertular virus RSV dengan vaksin.

Kendati demikian, sebelum memberikan vaksin RSV, seorang dokter harus melihat riwayat penyakit pasiennya. Apakah seorang pasien tersebut memiliki komorbid.

"Selain itu kondisi tubuh juga harus diperhatikan, apakah sehat atau sedang sakit. Apabila sedang sakit, maka pemberian vaksin bisa ditunda hingga pasien sembuh," kata Dokter Camoya Gersom, Spesialis Penyakit dalam Ciputra Hospital, Surabaya.

Pemberian vaksin, lanjut Dokter Camo, bisa diberikan satu kali, jika pasien tersebut sudah pernah terkena RSV. Kemudian vaksin selanjutnya diberikan ketika pasien sudah sembuh.

"Karena imunitas natural tubuh yang muncul setelah infeksi RSV tidak bisa bertahan seumur hidup. Beberapa jenis bisa, misalnya antibody terhadap cacar air. Tapi antibody yang dilahirkan setelah infeksi RSV biasanya tidak bertahan lama. Maka pemberian vaksinasi justru lebih dianjurkan pada pasien-pasien ini," tuturnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

vaksin vaksin cacar api vaksin RSV Ciputra Ciputra Hospital