KETIK, BONDOWOSO – Peristiwa tragis yang menimpa seorang siswa SMP di Bondowoso usai diduga menjadi korban penusukan oleh teman sekelasnya mengundang keprihatinan mendalam dari Pemerintah Kabupaten Bondowoso.
Insiden yang menggemparkan dunia pendidikan daerah ini menjadi perhatian serius dari berbagai pihak, termasuk Bupati dan unsur Forkopimda.
Pada Jumat, 22 Agustus 2025, Bupati Bondowoso Abd Hamid Wahid bersama perwakilan Forkopimda mendatangi RSUD dr. Koesnadi untuk menjenguk langsung korban yang masih dalam proses pemulihan pascaoperasi.
“Kami sangat prihatin atas kejadian ini. Pemerintah daerah sudah mengambil langkah cepat untuk menanggung seluruh biaya perawatan,” ujar Bupati Hamid usai kunjungan tersebut.
Ia menambahkan bahwa perhatian pemerintah tidak hanya sebatas penanganan medis. Pemulihan kondisi psikologis korban juga menjadi prioritas. “Tenaga ahli psikolog sudah disiapkan untuk memberikan pendampingan,” jelasnya.
Menurutnya, kasus ini mencerminkan perlunya perbaikan sistem secara menyeluruh dalam mencegah kekerasan di lingkungan sekolah. Ia menilai pembinaan karakter, penguatan komunikasi antarpihak, serta evaluasi sistem pengawasan perlu ditingkatkan secara kolektif.
“Kita harus memperbaiki sistem pembinaan dan pengawasan agar perilaku kekerasan semacam ini tidak lagi terjadi. Ini bukan hanya tugas sekolah, tapi tanggung jawab kita semua,” tandas Bupati.
Langkah konkret pun segera dilakukan. Koordinasi lintas sektor dikerahkan untuk merumuskan pendekatan baru dalam membangun lingkungan belajar yang aman, sehat, dan bebas dari potensi tindakan negatif.
Senada dengan itu, Kepala Dinas Pendidikan Bondowoso, Haeriyah Yulianti, juga menegaskan bahwa pihaknya akan segera melakukan pendampingan terhadap sekolah tempat korban belajar. Ia menilai para siswa lainnya kemungkinan juga mengalami dampak psikologis akibat kejadian tersebut.
“Kita akan bertemu langsung dengan pihak sekolah, terutama para guru dan siswa, untuk memberikan dukungan dan pendampingan emosional,” ujarnya.
Terkait pencegahan, Haeriyah menyampaikan rencana untuk memperketat pengawasan terhadap benda-benda tajam di sekolah. Dinas Pendidikan akan menerbitkan surat edaran yang mewajibkan seluruh sekolah menerapkan kebijakan lebih ketat.
“Jika ada alat tajam yang dibutuhkan untuk kegiatan praktik, itu akan menjadi tanggung jawab sekolah sebagai aset, bukan dibawa oleh siswa secara pribadi,” tegasnya.
Di sisi medis, Direktur RSUD dr. Koesnadi, dr. Yus Priyatna, menyampaikan bahwa kondisi korban menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Pascaoperasi, korban kini tidak lagi menggunakan ventilator, meskipun proses penyembuhan masih akan memakan waktu.
“Trauma yang dialami cukup berat, sehingga masa pemulihan bisa berlangsung antara satu hingga dua minggu ke depan,” ungkapnya.
Pemerintah Kabupaten Bondowoso berharap, melalui langkah cepat dan terintegrasi ini, kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Evaluasi menyeluruh terhadap sistem keamanan dan pembinaan di sekolah kini menjadi prioritas utama.(*)