KETIK, MALANG – Wisatawan di Kampung Tridi, Kota Malang, sempat anjlok hingga 70 persen akibat cat yang memudar. Untuk membangkitkan gairah wisata, kampung yang bersandingan dengan Kampung Warna-Warni Jodipan itu kembali berbenah.
Kampung Tridi sendiri hanya dipisahkan dengan sungai dan dihubungkan jembatan kaca dengan Kampung Warna-Warni Jodipan. Kondisi kedua kampung terlihat timpang ketika Kampung Warna-Warni Jodipan mendapatkanbantuan pengecatan menjelang Porprov Jatim 2025 kemarin.
Setelah sabar menunggu, akhirnya Kampung Tridi mendapatkan bantuan cat dan tenaga dari CSR serta Pemkot Malang. Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Wisata Tridi, Adnan menjelaskan pengecatan hanya dilakukan pada bagian atap.
"Masalah konsep masih sama untuk atap dengan warnanya. Tapi pengecatan sekarang tidak ke tembok atau dinding, tapi fokus ke atap saja karena keterbatasan dana," ujarnya, Sabtu, 19 Juli 2025.
Saat belum mendapat bantuan pengecatan, Kampung Tridi terlihat kumuh dan sempat mendapat keluhan dari wisatawan. Bahkan sempat tidak ada kunjungan wisatawan ke Kampung Tridi.
"Rumah di sini lebih banyak dari Kampung Warna-Warni. Di sana ada 120 rumah, di sini ada 250 rumah. Mungkin anggaran biaya pengecatan atap lebih besar di sini, makanya tidak sampai pada dinding," lanjutnya.
Ditargetkan proses pengecatan tersebut dapat segera rampung hingga akhir Juli 2025 ini. Usai pengecatan, Adnan berharap terdapat inovasi yang dilakukan untuk memperbaiki wahana.
"Semoga pemerintah juga bisa merangkul wisata buatan yang jadi ikon Kota Malang," katanya.
Selama ini 80 persen kunjungan berasal dari wisatawan mancanegara, dan 20 persen lainnya merupakan turis lokal. Apabila dirata-rata, dalam sehari kunjungan tidak lebih dari 20 persen kecuali saat hari libur.
"Kadang turis (mancanegara) yang dicari adalan keunikan di kampung. Keseharian yang di sana gak ada," pungkasnya. (*)