Tim SAR Gabungan Masih Deteksi Kehidupan di Reruntuhan Bangunan Ponpes Al-Khoziny

30 September 2025 19:29 30 Sep 2025 19:29

Thumbnail Tim SAR Gabungan Masih Deteksi Kehidupan di Reruntuhan Bangunan Ponpes Al-Khoziny
Tim SAR Gabungan bergantian untuk mencari keberadaan korban ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny, Selasa, 30 September 2025. (Foto: Khaesar/Ketik)

KETIK, SURABAYA – Proses pencarian korban reruntuhan bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, masih terus dilakukan tim SAR gabungan hingga Selasa, 30 September 2025 malam.

Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, mengungkapkan bahwa pihaknya berhasil mendeteksi tanda-tanda kehidupan dari enam korban yang masih terjebak di bawah puing-puing bangunan.

“Untuk sampai dengan hari ini, data korban masih sama, yaitu 11 orang. Progres pencarian hari ini kami membuka akses untuk mengevakuasi korban yang masih hidup dan masih bisa berkomunikasi,” kata Nanang kepada wartawan di lokasi.

Menurut dia, tim SAR menggunakan peralatan khusus berupa surfcam atau kamera pencari korban. Dari hasil pemantauan tersebut, ditemukan adanya enam korban yang masih menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

“Tadi sore kami mendeteksi mereka dengan menggunakan surfcam. Saat sinar kamera diarahkan, para korban merespons dengan gerakan,” ujarnya.

Nanang menegaskan operasi pencarian dilaksanakan non-stop selama 24 jam penuh. Pergantian regu penyelamat dilakukan setiap tiga jam sekali untuk menjaga kondisi fisik personel di lapangan. “Operasi SAR seperti ini memang 24 jam. Yang berganti adalah timnya, setiap tiga jam ganti shift,” katanya.

Secara prosedur, operasi SAR dilaksanakan selama tujuh hari. Namun, Nanang berharap seluruh korban dapat ditemukan sebelum batas waktu tersebut.

“Mudah-mudahan bisa ditemukan semua, setidaknya sampai tujuh hari lah. Kalau secara matematis, masih ada kemungkinan korban lain tertinggal di dalam mushala ponpes tersebut,” katanya menambahkan.

Lebih lanjut, Nanang menyebut hingga sore tadi komunikasi masih bisa dilakukan dengan korban yang selamat. Salah satunya bahkan sudah bisa dijangkau langsung oleh petugas.

“Ada satu korban yang sudah bisa makan dan minum sejak kemarin. Untuk enam lainnya, sejauh ini hanya bisa diberi minum karena posisi mereka lebih sulit dijangkau,” jelasnya.

Tim SAR juga berusaha menyuplai oksigen ke dalam reruntuhan agar korban bisa bertahan lebih lama. “Golden time biasanya tiga hari. Namun, dengan adanya suplai oksigen, minuman, dan sedikit makanan, harapan mereka bisa bertahan hidup lebih lama tetap ada,” tutur Nanang.

Ia menjelaskan bahwa lokasi para korban berada dalam satu ruangan mushala di lantai satu ponpes. Hanya saja, posisi mereka terpencar karena sempat berusaha menyelamatkan diri saat bangunan runtuh.

“Sebenarnya satu ruangan. Tapi mereka terpisah-pisah karena berlarian keluar. Lalu terhalang material bangunan yang runtuh,” katanya.

Proses evakuasi dilakukan dengan sangat hati-hati untuk menghindari risiko tambahan bagi korban maupun tim penyelamat. Salah satu korban yang sudah bisa dijangkau tangannya pun belum bisa ditarik keluar.

“Kami sudah bisa memegang tangannya. Tapi belum bisa menarik badannya karena posisinya terjepit reruntuhan. Kalau dipaksa bisa berbahaya,” kata Nanang.

Hingga berita ini diturunkan, operasi SAR masih berlangsung dengan prioritas utama menyelamatkan korban yang masih hidup. Setelah evakuasi korban selamat tuntas, tim akan melakukan asesmen ulang untuk mendeteksi kemungkinan korban lain yang masih tertinggal di dalam bangunan. (*)

Tombol Google News

Tags:

Ponpes Al Khoziny ambruk ponpes al khoziny bangunan ambruk kejadian di Sidoarjo sidoarjo Tim SAR Surabaya