KETIK, PEMALANG – Bupati Pemalang Anom Widiyantoro menerima kunjungan kerja dari Tim Asisten Deputi (Asdep) Infrastruktur Sumber Daya Air (SDA) dan Pangan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Selasa, 15 Juli 2025, di Ruang Gadri Setda Pemalang.
Pertemuan tersebut membahas strategi penyediaan air minum daerah serta rencana rehabilitasi jaringan perpipaan di Kabupaten Pemalang.
Dalam sambutannya, Bupati Anom menyampaikan terima kasih atas kunjungan dan dukungan dari tim Kemenko PMK yang sebelumnya telah melakukan survei lapangan di wilayah selatan Pemalang.
“Kami sangat mengapresiasi atas supervisi dan perhatian yang diberikan. Sebelumnya kami juga telah mengajukan proposal penggantian jaringan pipa PDAM Tirta Mulia berdiameter 14 inci,” ujar Bupati Anom.
Ia juga menyinggung permasalahan hilangnya 1.000 hektare lahan produktif di beberapa wilayah, seperti di Kecamatan Ulujami. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan upaya pemerintah pusat yang sedang membangun lahan pertanian di luar Pulau Jawa.
“Di depan mata kita, 1.000 hektare lahan produktif hilang. Ini menjadi sumber pencarian masyarakat yang kini terdampak. Pemerintah pusat sebaiknya juga memberi perhatian terhadap kondisi ini,” tegas Anom.
Lebih lanjut, Bupati Anom berharap program rehabilitasi jaringan perpipaan tidak hanya menyentuh aspek teknis, tetapi juga berdampak luas terhadap layanan masyarakat, khususnya di wilayah-wilayah yang belum terjangkau jaringan PDAM, termasuk daerah yang memiliki potensi industri.
Sementara itu, Suraji selaku perwakilan Tim Asdep Infrastruktur SDA dan Pangan Kemenko PMK, mengaku telah menerima proposal dari Bupati Pemalang tertanggal 30 Juni 2025.
Pihaknya langsung melakukan kunjungan ke titik sumber mata air untuk melihat potensi dan kondisi lapangan. Namun hasilnya belum optimal.
“Hasil observasi kami menunjukkan bahwa ketersediaan air cukup melimpah, namun pemanfaatannya belum optimal karena adanya kebocoran pipa di jaringan hilir. Ini mengurangi efisiensi distribusi air minum,” jelas Suraji.
Ia juga menyoroti masih digunakannya pipa asbes yang dinilai membahayakan kesehatan dan perlu segera diganti.
“Kondisi ini cukup mendesak untuk diperbaiki. Selain kualitas air yang sebenarnya sudah baik, pengelolaan distribusinya perlu ditingkatkan agar 20 persen dari potensi air yang ada bisa dimaksimalkan,” tambahnya.
Suraji juga menyinggung peluang dukungan pemerintah pusat, terutama jika Perumda Air Minum Pemalang mampu memenuhi kriteria teknis dan administratif dalam pengajuan bantuan infrastruktur.
“Dengan efisiensi anggaran saat ini, dana tersedia, tetapi penggunaannya tetap berdasarkan skala prioritas dan kebutuhan nyata di lapangan. Kami juga mendapat informasi tentang rencana pembangunan kawasan industri halal di Pemalang, yang tentunya membutuhkan pasokan air memadai,” pungkasnya.(*)