KETIK, SIDOARJO – Ini hari bahagia bagi Munjiati. Kamis pagi (4 September 2025), janda berusia 68 tahun itu sudah menggelar banner bekas. Niat tulus: menyambut hangat kedatangan Bupati Sidoarjo Subandi. Berkat bupati yang mencintai rakyat itu, rumahnya kini layak huni. Munjiati begitu bersyukur.
”Alhamdulillah. Kulo maturnuwun teng Pak Bandi,” ungkap warga RT 18 RW 03, Kelurahan Sidokumpul, Kecamatan Sidoarjo, ini.
Wajahnya berseri. Namun, tetangga-tetangga mengingatkan Munjiati. Mereka bilang tidak ada acara duduk-duduk. Nanti, bupati datang terus melihat kondisi rumahnya yang dulu didatangi, lalu diperbaiki. Bagaimana hasilnya.
"Oh, ngoten ta," ucap Munjiati sambil melipat lagi banner bekas yang sudah dibebernya untuk tempat duduk. Saking gembiranya rumahnya didatangi lagi oleh Bupati Subandi.
Sabtu, 19 Juli 2025 lalu, Bupati Subandi memang mendatangi rumah Munjiati. Saat itu, kondisinya bikin miris. Dindingnya keropos. Kayu-kayu sudah lapuk. Pintunya pun rusak. Atapnya rendah, bahkan hampir ambruk. Sejak suaminya, Kamsirin, meninggal puluhan tahun lalu, perempuan itu harus mengasuh empat anaknya.
”Bapak dulu modin di sini. Setelah bapak meninggal, saya jualan kopi untuk menghidupi anak-anak,” ungkap nenek yang kini punya 5 cucu itu.
Sejak dua pekan lalu, rumah Munjiati direnovasi. Badan Amil Zakat (Baznas) Sidoarjo membantu membiayai perbaikan tempat tinggal lansia tersebut agar layak huni. Atap rumah diperbaiki. Dari semula genting yang miring berganti atap galvalum baru. Tingginya pun ditambah sekitar 1 meter. Dinding disemen ulang. Dapur menjadi bersih.
”Mpun mboten kebanjiran lagi. Mboten bocor. Alhamdulillah,” ungkap Munjiati lagi.
Nah, Kamis pagi, 4 September 2025, dia mendengar Bupati Subandi mau datang lagi. Hati janda itu bungah. Senang bukan main. Karena punya kesempatan untuk berterima kasih langsung. Anak-anaknya juga ikut. Munjiati bahkan mengajak emak-emak tetangganya untuk ikut menunggu kedatangan sang tamu istimewa.
Sekitar pukul 09.30, terlihatlah Bupati Subandi di mulut gang. Munjiati lekas-lekas berdiri. Senyumnya merekah. Dia menyalami orang yang ditunggu-tunggunya itu. Bupati Subandi memeluk pundaknya.
”Pak Bupati, maturnuwun. Mugi-mugi sehat seger waras,” ucap Munjiati. Beberapa tetangga juga kemudian ikut antre salaman. Ada Dwi Ariani, ketua RT setempat, serta lurah dan camat. Ada pula Dandim Sidoarjo Letkol Dedyk Wahyu Widodo.
Bupati Subandi pun berharap renovasi rumah tidak layak huni (RTLH) yang dibantu Baznas itu benar-benar membantu Munjiati. Rumah sudah bersih. Tidak banjir lagi. Atap sudah tinggi.
”Niki pintunya juga baru. Bagus. Semoga tambah enak ditempati nggih,” ucap Bupati Subandi kemudian masuk ke rumah Munjiati.
Bupati Subandi dan Munjiati melihat bagian dalam rumah yang sudah diperbaiki disaksikan Camat Sidoarjo Guntari. (Foto: Ketik.com)
Bupati Subandi menyampaikan apresiasi dan terima kasihnya kepada Baznas yang telah memperbaiki rumah Munjiati dan Madekan, tetangga rumahnya. Terima kasih juga disampaikan kepada para Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkab Sidoarjo yang menyisihkan sebagian zakatnya untuk program sosial tersebut.
”Seluruh ASN Sidoarjo telah berkontribusi nyata. Zakat ASN terbukti mampu menghadirkan kesejahteraan bagi masyarakat. Semoga semangat gotong royong ini terus terjaga untuk membantu warga yang membutuhkan,” ujar Bupati Subandi.
Ketua Baznas Sidoarjo M. Chasbil Aziz Saldju Sodar (Gus Jazyuk) menyebutkan, program renovasi RTLH terus ditingkatkan dari tahun ke tahun. Pada 2025 ini, perbaikan RTLH mencapai 156 rumah. Rata-rata dalam sebulan 20 rumah. Daftar antrean masih panjang untuk rumah-rumah yang akan diperbaiki.
”Kami berharap program ini semakin berdampak luas bagi warga kurang mampu di Sidoarjo,” jelasnya.
Bupati Sidoarjo Subandi melihat perubahan rumah Madekan yang baru diperbaiki di Kelurahan Sidokumpul, Kecamatan Sidoarjo. (Foto: Ketik.com)
Ketua RW 03 Sidokumpul Dwi Ariyani juga berterima kasih kepada Bupati Subandi dan Baznas yang telah membantu perbaikan rumah warganya. Dia sangat bersyukur. Sebab, awalnya hanya mengusulkan rumah Munjiati saja. Ternyata yang dapat bantuan satu lagi, yaitu rumah Madekan.
”Dulu rumahnya bocor. Sedikit saja hujan banjir. Alhamdulillah sekarang tidak. Rumah Bu Munjiati dan Pak Madekan sudah diperbaiki,” ungkap Dwi Ariyani.
Siapa Madekan? Pria 80 tahun itu adalah tukang becak yang tinggal beberapa rumah di samping Munjiati. Rumahnya juga mau ambruk. Karena khawatir roboh, Madekan menyangga rumahnya dengan kayu-kayu seadanya.
Kalau hujan sedikit saja, dia juga kebanjiran. Sering terpaksa harus mengungsi tidur di pesarehan Waliyullah Mbah Ali Mas’ud di Pagerwojo. Di sana, Madekan berdoa.
”Hamba bisanya memohon pertolongan Gusti Allah,” ungkap Madekan. Semoga suatu saat ada solusi untuk rumahnya yang tak mungkin diperbaiki dengan biaya sendiri.
Dia tak punya uang. Puluhan tahun Madekan menduda. Hidup sendiri. Sejujurnya sangat ingin kawin lagi, tapi Madekan tidak berani. Takut tidak ada yang bisa dipakai untuk biaya hidup berdua. Lebih-lebih mau membangun rumah. Rasanya tidak mungkin. Mustahil.
”Ternyata Allah memberikan jalan. Waktu melihat rumah Bu Munjiati, Pak Bandi melirik ke sini. Kok ada yang lebih parah. Alhamdulillah rumah saya diperbaiki juga,” ucap Madekan.
Bupati Subandi bersama Ketua Baznas Sidoarjo Gus Jazuk dan Madekan. (Foto: Ketik.com)
Dia pun mendoakan Bupati Subandi agar selalu diberi kesehatan dan keberkahan. Hanya itu yang bisa dilakukan sebagai ungkapan terima kasihnya. Rasa syukurnya.
Bupati Subandi menegaskan lagi terima kasihnya kepada para ASN Pemkab Sidoarjo dan Baznas Sidoarjo. Program bedah rumah tidak layak huni (RTLH) akan diteruskan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat tidak mampu.
”Ini akan kita lanjutkan karena ini program kerakyatan,” ungkap Bupati Subandi.
”Alhamdulillah. Diteruskan, Pak. Amiiin,” sahut Madekan sambil mengangkat kedua tangannya tanda berdoa. (*)