KETIK, JAKARTA – Dalam merespon berbagai carut marut yang terjadi di negeri ini, termasuk aksi unjuk rasa yang cukup massif dan eskalatif, tak cukup dijawab dengan Istighosah. Lebih dari itu, harus ada Taubat Nasional yang serentak di seluruh wilayah negeri.
Demikian disampaikan Ketua Umum IKA PP Ibadurrahman YLPI Tegallega Sukabumi, Jawa Barat, Toto Izul Fatah kepada pers di Jakarta, Selasa (2/9/2025).
“Bukan Istighosah yang dibutuhkan bangsa Indonesia saat ini, tapi pengakuan dosa berjamaah lewat Taubat Nasional,” tegas Toto.
Toto dimintai pendapatnya soal Istighosah yang digelar Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto bersama ribuan prajuritnya di Monas Jakarta, Senin kemarin (1/9/2025).
Kegiatan itu diadakan sebagai ikhtiar spiritual dalam membangun dan merawat persatuan dan kesatuan bangsa. Hadir pada kesempatan tersebut ustad kondang Adi Hidayat yang akrab disapa UAH memberikan tausiahnya.
“Saya tidak sedang mengecilkan ikhtiar mulia dari Bapak Panglima TNI dalam merespon berbagai persoalan yang terjadi saat ini. Saya hanya ingin menyempurnakan niat tulus untuk membangunkan kesadaran teologis, teleologis dan eskatologis itu melalui Taubat Nasional,” kata Toto.
Sesuai arti dan makna dari Istighosah, yaitu memohon pertolongan dan keselamatan, apa yang dilakukan Panglima TNI sudah benar sebagai perwujudan pengakuan terhadap adanya Tuhan, sang Maha Pencipta.
Namun, menurut Toto, yang jauh lebih penting dari dari pengakuan adanya Tuhan lewat Istighosah tadi, adalah pengakuan salah dan dosa atas apa saja yang pernah kita lakukan. Setelah itu diikuti dengan permohonan ampunanNya. Itulah taubat.
“Tak ada yang salah dengan Istighosah untuk meminta pertolongan kepada Tuhan. Tapi, sebagai hamba Tuhan, kita juga harus tahu diri, bahwa permintaan kita, mulai dari minta rizki, jabatan, kesehatan dan lain-lain jauh lebih banyak ketimbang taubat kita,” ungkapnya.
Padahal, menurut Toto, jika Tuhan sudah mengampuni atas dosa-dosa kita lewat taubat tadi, Tuhan pasti maha tahu apa yang sebaiknya diberikan Tuhan kepada kita. Tak perlu mengajari Tuhan dengan aneka permintaan, apalagi yang bersifat duniawi. Itu namanya mengecilkan dan merendahkan Tuhan.
Dalam pandangan Toto, jika seluruh bangsa Indonesia, mulai dari pemimpinnya, para pejabatnya dan rakyatnya memiliki kesadaran untuk bertaubat, tanpa diminta lewat Istighosah pun, Tuhan pasti akan kasih yang terbaik untuk bangsa ini. Termasuk, ketenangan, persatuan, kedamaian dan kesejahteraan.
Terkait dengan munculnya berbagai aksi demo dan penjarahan, kata Toto, akar masalahnya bukan semata-mata karena ada ojol yang dilindas hingga tewas. Tapi, lebih dari itu, pasti ada sesuatu yang tidak beres di negeri ini.
Toto menyebutkan, di antaranya, mungkin karena ada akumulasi kemarahan warga yang lapar, menganggur, stres dikejar pinjol, praktik korupsi yang akut, pamer kemewahan para pejabat, kesombongan dan arogansi karena jabatannya dan lain-lain.
Dalam kondisi seperti itu, Toto berpendapat, kuncinya wajib introspeksi diri melalui taubat nasional. Tak bisa dijawab dengan hanya Istighosah, termasuk dengan mengundang para ketua umum Ormas keagamaan yang diyakini tak akan banyak membantu menyelesaikan akar masalah.
Idealnya, lanjut Toto, introspeksi diri melalui Taubat Nasional itu dimulai dari Presiden Prabowo Subianto serentak digelar di seluruh Indonesia. Semua tak perlu malu mengakui dosa-dosanya di hadapan Tuhan dengan tanpa saling menyalahkan dan menyudutkan satu dengan lainnya.
Toto yakin dan berhusnudzon kepada Tuhan, jika ini bisa dilakukan, akan terjadi berbagai keajaiban yang terbaik dari Tuhan buat bangsa Indonesia. Dan jika tidak dilakukan, dirinya pesimis, perubahan menuju Indonesia Emas itu dapat terwujud.
“Saya sendiri sadar, bahwa ini tak mudah dan hampir tak mungkin dilakukan. Apalagi, di tengah kondisi kita bergelimpang dengan ego dan kesombongan. Namun, jangan salahkan semesta, jika hati keras kita pada saatnya akan dilumat semesta dengan caranya sendiri yang menelan banyak korban,” kata Toto.(*)